Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur Provinsi DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menilai proyek pembangunan
Light Rail Transit (LRT) menjadi lebih mudah dieksekusi setelah Joko Widodo (Jokowi) menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia.
Ahok mengakui saat Jokowi masih menjabat sebagai Gubernur dan dirinya menjadi Wakil Gubernur, keduanya menemukan berbagai hambatan dalam merealisasikan pembangunan proyek transportasi massal di Jakarta.
"Nah makanya beruntung Pak Jokowi sudah kesana (Istana Negara). Setelah rapat beberapa kali, ketemu formula, nah saya kira sudah cocok," kata Ahok, di Balai Kota, Jakarta, Rabu (9/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan Bupati Belitung Timur itu mengatakan dirinya bersama Jokowi telah lama sepakat bahwa transportasi massal di Jakarta dan kota-kota di sekitarnya harus dibangun berbasis rel demi mengurangi kemacetan yang ada. Ahok pun mencoba mencari-cari transportasi berbasis rel yang cocok dengan Jakarta.
Awalnya, dirinya ingin melanjutkan pembangunan monorel yang mangkrak namun ternyata tidak bisa dilanjutkan. Dirinya pun mencoba membangun LRT tapi terkendala lahan.
“Kami ingin pakai ruas jalan tol, punya jasa marga lahannya. Mau ke BUMN susah, kita harus bilang ini barang pakai APBN, ke menteri juga susah," katanya.
Ahok merasa beruntung dengan posisi Jokowi yang kini menjadi presiden membuat proyek LRT bisa dilaksanakan. Nantinya, biaya prasarana LRT sekitar Rp 23 triliun juga akan ditanggung pemerintah melalui pembayaran bertahap setelah prasarana selesai dibangun PT Adhi Karya Tbk.
"Semua prasarana, relnya itu Pemerintah sama negara yang bangun. Nanti kereta sama operasionalnya baru dilelang," kata Ahok.
(gen)