Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan PT PLN (Persero) untuk melanjutkan program pembangkit listrik 35 ribu Mega Watt (MW) sesuai dengan komitmen awal pemerintah ke masyarakat. Bahkan Jokowi meminta PLN untuk mempercepat pelaksanaannya agar seluruh proyek tersebut sudah beroperasi pada 2019.
"Yang disampaikan presiden kepada saya, bahwa apa yang sudah berjalan selama ini yang merupakan komitmen presiden ke masyarakat terus dilanjutkan," ujar Direktur Utama PLN Sofyan Basyir di Istana Kepresidenan, Rabu (9/9).
Intinya, lanjut Sofyan, presiden tidak akan merevisi target pembangunan pembangkit listrik di Tanah Air, yang dipatok 35 ribu MW dalam lima tahun. Menurut Sofyan, Jokowi akan memonitor langsung pelaksanaan proyek pembangkit 35 ribu MW setiap bulan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak ada revisi. Walaupun kamu bilang direvisi, aku tidak bilang direvisi," ujarnya menegaskan.
Soal pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli yang akan memangkas target pembangkit listrik menjadi 16 ribu MW, Sofyan Basyir mengaku dalam diskusi terakhir dengan yang bersangkutan tidak menyinggung soal angka target.
"Terakhir beliau tutup, jangan diskusi lagi soal angka," katanya.
Termasuk soal potensi kerugian PLN yang dikemukakan Rizal Ramli, Dirut PLN mengatakan perusahaannya bisa saja diuntungkan dengan mega proyek tersebut. Dia tidak khawatir akan ada kelebihan pasokan yang terbuang selama sektor industri berkembang dan bisa menyerapnya.
"Kami dari PLN, Perusahaan Listrik Negara, mengatakan berkeyakinan bisa diambil. Tidak ada idle," ujarnya menegaskan.