Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan mendukung adanya jalur kereta barang ke pelabuhan karena bisa memberikan alternatif transportasi angkutan logistik di Tanah Air. Namun, ia menilai kapasitas angkutan logistik kereta tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan angkutan barang.
“Transportasi itu harus ada opsi misalnya dari Jakarta ke Cirebon, mau naik bus boleh, mau naik kereta boleh. Jadi harus ada pilihan. Kalau tidak ada pilihan kan pelayanannya enggak bisa lebih baik,” tutur Menhub Jonan ketika ditemui di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (11/9).
Kendati demikian, Jonan menyebutkan kapasitas angkutan logistik kereta api tidak akan cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhan angkutan barang dari dan ke pelabuhan. Dengan demikian, nantinya tetap perlu ada integrasi dengan moda lain seperti truk. Misalnya, saat menangani barang dari stasiun ke lokasi tujuan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Tidak semua bisa dilayani kapasitasnya dengan kereta api. Karena walaupun dibangun
double track hingga
double-double track, pasti atau mungkin masih ada yang pakai truk dan lain sebagainya,” kata Jonan.
Selain itu, mantan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) ini juga mengungkapkan dahulu operator PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II) terkesan enggan membuka akses rel kereta barang ke pelabuhan. Kendati demikian, Jonan mengaku tidak tahu soal adanya perselisihan antara KAI dan Pelindo II seperti yang diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli beberapa waktu lalu.
“Saya nggak tahu ya ada perselisihan atau apa, tapi waktu saya bertugas di KAI memang Pelindo itu persepsinya bahwa ini (jalur rel kereta logistik ke pelabuhan) tidak akan berguna,” ujarnya.
Namun demikian, Jonan meyakinkan, pembangunan jalur rel barang ke pelabuhan akan dilanjutkan pasca pertemuan antara Dirut Pelindo II RJ Lino dan Dirut KAI Edi Sukmoro tiga minggu lalu.
“Tiga minggu lalu Kementerian Perhubungan sudah mengundang Dirut Pelindo II dan Dirut KAI. Mereka (Lino dan Edi) juga sudah sepakat nanti jalur rel itu untuk pelabuhan Cirebon dan Priok yang akan masuk,” ujarnya.
Dibukanya akses masuk kereta barang ke pelabuhan kembali mendapatkan perhatian setelah Menko Rizal mengancam akan mendamprat pihak-pihak yang menghambat kelanjutan proyek jalur rel kereta barang yang menghubungkan Stasiun Kereta Barang Pasoso di Jakarta Utara dengan Pelabuhan Tanjung Priok. Baginya, keberadaan jalur rel kereta dibutuhkan karena bisa mempercepat arus barang, menekan biaya logistik, mengurangi beban jalan dan kemacetan lalu lintas.
Pihak yang ditudingnya akan menolak pembangunan jalur rel itu adalah Pelindo II karena takut berkurang profit dari bisnis jasa angkut (
trucking) melalui anak perusahaannya, PT Multi Terminal Indonesia.
“Kami mau tegas, kali ini tidak ada lagi penolakan kalau ada penolakan kita kepret,” ancam Rizal beberapa waktu lalu.
(gir)