Pasar Yakin The Fed Tunda Naikkan Bunga, IHSG Diramal Menguat

Agust Supriadi & Giras Pasopati | CNN Indonesia
Senin, 14 Sep 2015 06:28 WIB
IHSG masih berpeluang melanjutkan penguatan meskipun terbatas dengan range pergerakan 4350-4425.
Pantulan angka Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di ruang kaca Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, 10 Agustus 2015. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Analis melihat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang melanjutkan tren penguatan meski rentan pembalikan arah. Ketidakpastian rencana kenaikan suku bunga di Amerika Serikat (AS) menjadi faktor yang paling kuat memengaruhi persepsi investor menjelang pertemuan THe Federal Reserve pada 16-17 September 2015.

"Diprediksikan IHSG masih berpeluang melanjutkan penguatan meskipun terbatas dengan range pergerakan 4350-4425," ujar Lanjar Nafi, Analis dari Reliance Securities melalui riset, Minggu (13/9).

"Saham-saham yang masih dapat diperhatikan diantaranya BSDE, KLBF, PGAS, UNTR, TAXI," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lanjar mengatakan indeks saham di Asia mengalami konsolidasi pada akhir perdagangan pekan lalu karena diwarnai kekhawatiran investor terhadap pertemuan the Fed pada 16-17 September. Menurutnya, hasil pertemuan Bank Sentral AS tersebut menjadi hal yang penting bagi setiap pelaku pasar.

Pada JUmat (11/9) IHSG ditutup naik 17,21 poin atau sebesar 0,4 persen di level 4360.47. Hanya 3 sektor yang mengalami pelemahan yakni sektor keuangan, properti dan trading.

Perkiraan Bank Indonesia terhadap neraca perdagangan Indonesia yang akan kembali surplus di bulan Agustus menjadi pendorong gairah investor diakhir pekan meskipun tertahan oleh pergerakan rupiah yang kian melemah dan obligasi pemerintah yang turun pada minggu ini. Investor asing masih mencatatkan jual bersih (net sell) sebesar Rp57,58 miliar.

"Sementara bursa Eropa dibuka pada zona negatif dipimpin oleh pelemahan saham-saham telekomunikasi. Investor akan mengukur data Ekonomi AS untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut tetang tindakan The Fed pada pertemuan bulan ini meskipun dinaikannya suku bunga sangat tipis," tutur Lanjar.
 
Selain pertemuan The fed, Lanjar mengatakan beberapa faktor yang akan menjadi pertimbangan investor pada pekan ini adalah data ekonomi Indonesia seperti necara perdagangan serta komposisi eksport dan importnya, serta tingkat suku bunga dan pertumbuhan kredit.

Sementara itu, Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI),
Reza Priyambada memperkirakan THe Fed akan kembali menunda kenaikan suku bunga acuannya menyusul rendahnya rilis indeks consumer sentimen dan PPI bulanan di AS.Menurutnya, pelaku pasar melihat dengan fenomena menguatnya dolar AS berimbas pada kurang kompetitifnya harga barang dari AS.

"Sentimen dari perlambatan ekonomi Tiongkok, serta belum cukup kuatnya pertumbuhan ketenagakerjaan diharapkan dapat membuat The Fed untuk menunda kenaikan suku bunganya," ujar Reza.

Pada perdagangan Senin (14/9), Reza memperkirakan IHSG akan berada pada rentang support 4325-4340 dan resisten 4376-4390. Meski terjadi penguatan seperti halnya Rupiah, tetapi penguatannya tidak terlalu signifikan.

"Penguatan yang terjadi kami nilai masih rentan terjadinya pembalikan arah melemah jika sentimen yang ada kurang dapat mempertahankan IHSG di zona hijaunya," tuturnya.  

"Meski kami berharap adanya potensi penguatan lanjutan  namun, tetap mewaspadai adanya sentimen yang dapat berimbas negatif pada laju IHSG," lanjut Reza. (ags)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER