Jakarta, CNN Indonesia -- PT Adaro Energy Tbk akan menurunkan produksi batubaranya pada tahun depan menyusul anjloknya harga komoditas tersebut di pasar global ke level US$ 60 per ton. Apabila pada tahun ini perseroan menargetkan produksi 56 juta ton pada tahun ini, maka pada tahun depan direncanakan hanya sekitar 52 juta ton hingga 54 juta ton.
"Dengan kondisi industri (permintaan) batubara yang kurang kondusif kita akan menurunkan produksi. Kalau tahun ini kita 56 juta, tahun depan itu antara 52 sampai 54 juta ton," ujar Garibaldi Thohir, Presiden Direktur Adaro di Jakarta, Jumat 911/9).
Sejalan dengan itu, Garibaldi men gatakan Adaro juga akan menurunkan volume penjualan batubara di pasar spot. Tak hanya itu, lanjutnya, besaran kontrak penjualan batubara emiten berkode ADRO tersebut juga akan menyusut seiring dengan melemahnya permintaan di beberapa negara pengimpor.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang kita kurangi itu pasar internasional. Ada yang
longterm, ada juga yang spot," ujarnya.
Sebelumnya, Adaro telah merevisi target produksi batubara tahun ini, dari 58 juta ton menjadi 56 juta ton. Garibaldi menerangkan penurunan target produksi itu dilakukan seiring dengan anjloknya kinerja perseroan akibat lemahnya permintaan dan harga batubara pada semester I 2015.
Sepanjang paruh pertama 2015, penjualan batubara Adaro turun 6 persen menjadi 26,6 juta ton. Sementara di sisi produksi, Adaro hanya menghasilkan 25,9 juta ton batubara, turun 7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Untuk itu kami akan terus melakukan efisiensi, salah satunya penggunaa
fuel (solar) untuk operasional produksi untuk menjaga kinerja," tandasnya.
(ags)