Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah bakal menebar sejumlah insentif demi menarik investasi di sektor hulu gas bumi sebesar US$ 32,42 miliar hingga 2025 mendatang. Bahkan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I Gusti Nyoman Wiratmaja mengaku bakal meminta masukan dari pelaku usaha atas insentif yang dibutuhkan.
“Silakan diusulkan apa yang dibutuhkan. Insentif dalam bentuk apa?" kata Wiratmaja dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (17/9).
Seperti yang diketahui, dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) pemerintah telah memetakan sejumlah infrastruktur gas yang sedianya akan dibangun dalam beberapa tahun ke depan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Infrastruktur tersebut meliputi: pembangunan jaringan pipa gas dengan investasi sebesar US$ 8,5 miliar; fasilitas pengolahan gas alam cair atau LNG dan regasifikasi senilai US$ 8 miliar; pembangunan sarana Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) mencapai US$ 1,3 miliar; serta pembangunan jaringan gas kota US$ 2,5 miliar dan infrastruktur elpiji mencapai US$ 0,42 miliar.
Tak cuma itu, Wiratmaja bilang untuk memuluskan rencana ini pemerintah juga tengah menyusun Peraturan Presiden (Perpres) mengenai tata kelola gas bumi yang akan dirilis akhir September 2015.
Selain memperbaiki tata kelola gas bumi, diterbitkannya Perpres mengenai tata kelola gas bumi dimaksudkan pula untuk menggugah minat investor dalam rangka menanamkan uangnya di Indonesia.
“Apabila infrastrukturnya lengkap, maka gas bumi tersebut dapat disebar di berbagai daerah yang membutuhkannya,” tandas Wiratmaja.
(gen)