Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Bambang P.S Brodjonegoro meminta lembaga keuangan tidak hanya menyelesaikan masalah kredit dengan merestrukturisasi pinjaman, tetapi juga mendorong nasabahnya merambah bisnis baru jika pendapatan usahanya menurun akibat kelesuan ekonomi.
“Misalkan, kalau bisnis batubara sedang (lesu) begini, dan perkiraan saya agak susah bagi harga batubara untuk
rebound seperti dulu, kapanpun, maka si pengusaha batu bara itu harus didorong oleh lembaga keuangan untuk mulai masuk misalnya ke pembangkit listrik apalagi pemerintah sangat butuh infrastruktur,” ujar Menkeu di Gedung Juanda Kompleks Kemenkeu, Senin (21/9).
Bambang menyadari kesulitan keuangan yang saat ini mungkin dihadapi oleh pengusaha batubara menyusul anjloknya harga komoditas tersebut di pasar internasional. Kondisi saat ini, kata Bambang, berkebalikan dengan kondisi sebelumnya ketika pengusaha batubara diuntungkan dengan booming harga komoditas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kalau dulu harga batu bara US$ 150 per ton sekarang tinggal US$ 50 per ton ya pasti problem apalagi kalau perusahaan batu bara tersebut pinjam dalam US dolar. Jadi sudah kena risiko kurs kena harga,” ujarnya.
Demikian halnya di sektor properti, Bambang meminta lembaga keuangan mendorong pengusaha properti agar tidak hanya menggarap proyek hunian kelas menengah ke atas, tetapi mulai beralih pada properti kelas menengah ke bawah. Terlebih, lanjut Bambang, pemerintah saat ini juga sedang menggarap proyek sejuta rumah.
“Jadi tetap di sektor properti, tetapi pangsa pasarnya yang beda,” tutur Bambang.
Bambang berharap para pengusaha di Tanah Air lincah dalam menangkap peluang yang ada meskipun perekonomian tengah melambat. Kelihaian bisnis semacam ini yang menurutnya menjadi kunci agar bisa bertahan dari pemburukan kondisi ekonomi.
“Pengusaha yang tangguh, kalau bayangan saya, yang sudah terbukti di level nasional dan global adalah pengusaha yang dalam kondisi apapun masih bisa melihat celah, peluang, menemukan peluang tersebut kemudian menterjemahkannya dalam bentuk
action, dalam bentuk investasi baru, dalam bentuk aksi korporasi yang membuat bisnisnya atau group bisnisnya itu
survive,” ujarnya.