Harga Ayam dan Cabai Merah Anjlok Akibat Kebanjiran Pasokan

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Kamis, 01 Okt 2015 13:32 WIB
Daging ayam dan cabai merah menjadi dua komoditas pangan yang menyumbang deflasi terbesar akibat merosotnya harga sepanjang September 2015.
Daging ayam dan cabai merah menjadi dua komoditas pangan yang menyumbang deflasi terbesar akibat merosotnya harga sepanjang September 2015. (REUTERS/Beawiharta).
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat telah terjadi penurunan harga untuk sejumlah bahan pangan selama September 2015 yang menyebabkan deflasi 0,05 persen. Dua bahan pangan yang memberi sumbangan terbesar terhadap pembentukan deflasi adalah daging ayam dan cabai merah.

Kepala BPS Suryamin menjelaskan penurunan harga terbesar terjadi pada komoditas cabai merah yang mencapai 10,98 persen. Penurunan harga cabai merah terjadi di 62 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) dengan penurunan tertinggi terjadi di Jambi sebesar 40 persen dan Padang Sidempuan.

Harga daging ayam ras juga turun sebanyak 9,31 persen di 58 kota IHK, dengan penurunan tertinggi terjadi di Jambi 25 persen dan Pematang Siantar sebesar 23 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena memang musim kering bagus untuk menanam cabai sehingga pasokan cabai berlimpah," kata Suryamin dalam konferensi pers di kantor BPS Pusat, Jakarta, Kamis (1/10).

Cabai rawit juga mengalami penurunan harga yang signifikan selama September yakni sebesar 12,27 persen di 49 kota IHK dengan penurunan tertinggi terjadi di Jambi, Sumenep, Bima dan Tasikmalaya.

Harga minyak goreng juga turun 1,95 persen akibat turunnya harga kelapa sawit (crude palm oil/CPO) selama September 2015. Penurunan harga minyak goreng tertinggi terjadi di Sibolga dan Purwokerto.

Sementara itu panen bawang merah di sejumlah daerah juga turut menyeret harga bawang merah turun selama September. Tercatat harga bawang merah turun 9,97 persen menyumbang -0,04 persen terhadap deflasi September.

"Memang bawang merah ini pasokannya sedang banyak. Penurunan terjadi di 71 kota IHK, dengan penurunan tertinggi terjadi di Cirebon dan Kupang," kata Suryamin.

Efek Kabut Asap

Sementara itu di sektor jasa tarif angkutan udara juga mengalami penurunan sebesar 10,22 persen. Penurunan ini menurut Suryaminn terjadi di tengah situasi kabut asap yang melanda sejumlah daerah.

"Dan juga karena adanya kebijakan Menteri Perhubungan yang mengubah tarif batas bawah dari 30 persen menjadi 40 persen," ujar Suryamin.

Di samping itu, BPS juga mencatat beberapa komponen yang justru mengalami kenaikan harga sehingga menjadi penyumbang inflasi.

Harga komoditi beras tercatat naik 2,04 persen akibat pasokan berkurang meski ada panen. Kenikan harga beras terjadi di 74 kota IHK dengan kenaikan tertinggi terjadi di Purwokerto, Bulukumba, Pangkal Pinang.

"Musim panen padi memang setiap bulan ada, tapi volumenya berkurang selama musim kemarau," kata Suryamin.

Selain itu harga emas dan biaya pendidikan perguruan tinggi juga mengalami kenaikan. Untuk harga emas telah terjadi kenaikan sebesar 3,44 persen di 74 kota IHK, sedangkan biaya pendidikan perguruan tinggi naik 3,15 persen di 32 kota IHK dengan kenaikan tertinggi terjadi di Malang 17 persen. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER