Jakarta, CNN Indonesia -- Dari target indikatif sebesar Rp2 triliun, pemerintah hanya berhasil menyerap pembiayaan sebesar Rp1,75 triliun dalam lelang tiga seri obligasi syariah atau sukuk negara, Selasa (6/10).
Seri-seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang dilelang adalah sukuk berbasis proyek seri PBS006 dan PBS009, serta obligasi syariah jangka pendek SPN-S 07042016.
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan dalam situsnya menjelaskan, total penawaran yang masuk dari lelang tiga seri sukuk negara itu sebesar Rp4,4 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, "Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (Robert Pakpahan) atas nama Menteri Keuangan menetapkan hasil lelang SBSN yang dimenangkan sebesar Rp1,75 triliun," tulis DJPPR seperti dikutip, Rabu (7/10).
Tidak dijelaskan alasan pemerintah menyerap pembiayaan lebih kecil dari target indikatif Rp2 triliun. Namun, dari data penawaran yang dirilis terlihat bahwa tingkat imbal hasil (yield) tertinggi yang diminta investor dari ketiga seri sukuk tersebut terlampau tinggi dari rata-rata yield yang dimenangkan.
Untuk SPN-S 07042016, yang jatuh tempo pada 7 April 2016, penawaran yang masuk mencapai Rp2,18 triliun dengan yield terendah 6,75 persen dan yang tertinggi 9 persen. Sementara yang diserap pemerintah untuk seri ini hanya Rp900 miliar, dengan rata-rata yield yang diberikan 7 persen.
Sementara untuk seri PBS006 dengan tenor lima tahun, dari total penawaran yang masuk Rp1,29 triliun investor meminta yield terendah 8,62 persen dan tertinggi 10,1 persen. Namun, yang dimenangkan pemerintah hanya Rp420 miliar dengan rata-rata yield yang diberikan 8,67 persen.
Lalu untuk seri PBS009, investor memberikan penawaran sebesar Rp920 miliar untuk obligasi syariah bertenor tiga tahun ini. Yield terendah yang diminta investor sebesar 8,43 persen, sedangkan tertinggi 9,65 persen. Namun, yang dimenangkan pemerintah hanya Rp430 miliar dengan rata-rata yield 8,63 persen.
(ags/gen)