Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan bahwa pembangunan proyek Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta sesuai dengan target. "Kalau tadi saya tanyakan ke Dirut (PT MRT Jakarta), semua masih
on schedule," ujar Jokowi setelah selesai berkeliling titik proyek, Kamis (8/10).
Didampingi Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi dan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Jokowi berkeliling di titik proyek MRT yang terletak di Patung Pemuda Senayan. Di sana ia melihat proses penggalian serta konstruksi terowongan jalur bawah tanah MRT ke arah Utara menuju titik Setiabudi.
"Dulu memang baru pada posisi ditata terowongannya, sekarang sudah bekerja. Kita ingin melihat bekerjanya pengeboran terowongan seperti apa," kata Presiden.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Jokowi, pembangunan proyek ini merupakan bentuk peradaban baru sarana transportasi massa dengan jalur bawah tanah. "Ini sejarah, makanya kita harus awasi betul. Ini regulasi-regulasinya juga baru," kata dia.
Ia pun ingin selalu memastikan bahwa dalam proses pengerjaan proyek MRT Jakarta tidak ada masalah, karena pekerjaannya cukup rumit dan melibatkan banyak pihak.
"Di sini juga banyak sekali
transfer of knowledge,
transfer of technology, jadi ini juga memberikan wawasan baru bagi tenaga-tenaga ahli kita, insinyur kita, baik terowongan dibor, langsung diberi blok semen, langsung jadi terowongan," ujar dia.
Jokowi menjelaskan, sejauh ini mesin bor bawah tanah atau
tunnel boring machine (TBM) yang bernama Antareja pada proyek ini sudah beroperasi dan bekerja menggali terowongan sepanjang 12 meter. Nantinya, mesin ini akan terus bekerja dengan penggalian sepanjang 8 meter per harinya.
Jokowi berharap ke depannya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mampu menyiapkan regulasi-regulasi baru agar pemanfaatan ruang bawah tanah mampu dimaksimalkan di Ibu Kota, yang nantinya akan diikuti kota-kota lainnya.
Untuk diketahui, mesin bor Antareja ini merupakan mesin yang pertama dioperasikan dari total sejumlah empat mesin yang akan beroperasi dalam pekerjaan konstruksi proyek MRT Jakarta. Mesin bor pertama dan kedua telah berada di lokasi Patung Pemuda. Mesin bor pertama, Antareja, akan segera dioperasikan. Sementara untuk mesin bor kedua, saat ini sedang dalam proses perakitan dan akan segera menyusul untuk beroperasi dalam waktu dekat.
Mesin bor Antareja dioperasikan oleh kontraktor paket pekerjaan CP 104 dan CP 105 (Senayan-Setiabudi) yaitu SOWJ Joint Venture yang terdiri dari Shimizu, Obayashi, Wijaya Karya, dan Jaya Konstruksi. Mesin bor ini menggunakan teknologi Earth Pressure Balance (EPB) pertama di Indonesia yang diproduksi oleh perusahaan Jepang bernama Japan Tunnel Systems Corporation (JTSC).
Sedangkan mesin bor yang dioperasikan memiliki diameter kurang lebih 6,7 meter, total panjang sekitar 43 meter, dan bobot mencapai sekitar 323 ton, mulai dari bagian kepala (cutterhead) hingga bagian akhir (backup cars). TBM ini akan mampu melakukan pengeboran terowongan jalur bawah tanah MRT dengan kecepatan sekitar 8 meter per hari.
Dengan mesin TBM ini, masa pengerjaan konstruksi jalur terowongan bawah tanah MRT diperkirakan akan berlangsung mulai September 2015 hingga Desember 2016.
Sebagai informasi, saat ini penyelesaian proyek MRT Jakarta koridor Selatan-Utara Fase 1 (Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia) secara keseluruhan telah mencapai hampir 30 persen, dengan rincian secara garis besar untuk pengerjaan proyek pada struktur layang sudah menyelesaikan 18 persen dan struktur bawah tanah sebesar 43 persen (data per 31 Agustus 2015).
Secara umum, pekerjaan konstruksi yang tengah dilakukan saat ini antara lain pekerjaan pembuatan pondasi kolom jalur dan stasiun layang, pekerjaan pembangunan boka stasiun bawah tanah, dan pekerjaan konstruksi depo MRT.
(ded/ded)