Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) memprediksi inflasi untuk keseluruhan 2015 akan berada di bawah titik tengah sasaran inflasi 2015 sebesar 4 persen karena didukung adanya deflasi pada kelompok
volatile food (komponen harga bergejolak) dan
administered prices (komponen harga yang diatur pemerintah).
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara mengatakan Indeks Harga konsumen (IHK) mengalami deflasi pada bulan September 2015, sehingga inflasi IHK Januari-September 2015 tercatat cukup rendah.
“IHK mengalami deflasi sebesar 0,05 persen (mtm) atau secara tahunan mencatat inflasi sebesar 6,83 persen (secara tahunan), terutama bersumber dari deflasi pada kelompok
volatile food dan
administered prices,” katanya dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (16/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan demikian, lanjutnya, inflasi IHK selama Januari-September 2015 tercatat cukup rendah, yaitu sebesar 2,24 persen sejak awal tahun. Tirta menilai perkembangan ini membuktikan bahwa stabilitas harga terkendali.
“Deflasi kelompok
volatile food didukung oleh pasokan komoditas pangan yang membaik, antara lain akibat berlangsungnya musim panen beberapa komoditas bahan pangan di beberapa sentra produksi,” jelasnya.
Sementara itu, jelas Tirta, deflasi kelompok
administered prices terutama bersumber dari koreksi tarif angkutan udara pascalebaran serta penurunan harga bensin Pertamax dan Pertalite seiring dengan penurunan harga minyak dunia.
Di sisi lain, ia menyatakan kelompok inti mengalami inflasi sebesar 0,44 persen dari bulan sebelumnya, atau 5,07 persen secara tahunan, lebih rendah dari bulan sebelumnya. Hal ini terutama bersumber dari kelompok makanan jadi, pendidikan, dan emas perhiasan.
“Dengan inflasi yang terus menurun dan semakin terkendali, Bank Indonesia memperkirakan bahwa inflasi untuk keseluruhan 2015 akan berada di bawah titik tengah sasaran inflasi 2015 sebesar 4 persen,” jelasnya.
(gir/gir)