Mendag Nilai Kompetisi Pasar Tradisional dan Moderen Konyol

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Minggu, 18 Okt 2015 02:11 WIB
Mendag mengatakan pasar tradisional memiliki keleluasaan dalam menentukan karakteristik khusus yang tidak bisa dilakukan toko-toko modern.
Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong menilai persaingan antara pasar tradisional dengan supermarket atau toko moderen merupakan kekonyolan yang tak seharusnya terjadi.

Selain sulit bersaing, keunikan karakter membuat pasar tradisional tak seharusnya bersaing dengan toko-toko moderen.

“Jangan pasar tradisional itu bersaing atau mencoba sekali-sekali bersaing dengan supermarket atau toko modern, konyol,” ujar Thomas kala melakukan kunjungan ke Pasar Tradisional Santa, Jakarta, Jumat (16/10) malam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Thomas, pasar tradisional memiliki keleluasaan dalam menentukan karakteristik khusus yang tidak bisa dilakukan oleh toko modern yang cenderung seragam. Pasar tradisional seharusnya diarahkan menjadi suatu wadah dengan karakteristik khusus misalnya sebagai tempat kuliner atau penjualan souvernir.

“Kalau toko modern itu kan dia standar semua, dia punya standar. Justru dia sengaja membuat semuanya jadi sama. Sementara pasar tradisional itu bisa beda satu daerah dengan daerah yang lain dengan memperagakan ciri khas daerah,” ujarnya.

Pendiri jaringan bioskop Blitzmegaplex ini pun bermimpi pasar tradisional di Indoensia tidak kalah dengan pasar malam (night market) di kawasan Namdaemun dan Dongdaemun di Korea Selatan. Di Negeri Ginseng itu, pasar tradisional bisa dibuka hingga jam empat pagi dan bisa menarik anak muda dan wisatawan untuk berbelanja ataupun hanya sekedar nongkrong.

“Di Korea ataupun di Jepang itu kan tempat kaya gini (Pasar Santa) bisa sampai jam dua pagi, jam tiga pagi, jam empat pagi. Bahkan ramenya itu jam dua, jam tiga, jam empat pagi,” kata Thomas.

Senada dengan Thomas, pengusaha Dewi Motik Pramono juga menilai pasar tradisional harus memiliki ciri khas yang bisa dijual, jangan malah sibuk bersaing dengan toko modern.

“Contohnya, di sini (Pasar Santa) ada sate Padang. Saya belum pernah ke sini tapi namanya makanan sate Padang di sini sudah semua orang tahu. Jadi dikatakan bahwa ciri khas sate Padang yang ada di Pasar Santa itu sudah enak, cepat servicenya, dan harganya sangat terjangkau,” ujar Dewi. (ags)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER