Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Trikasih Lembong menilai posisi cadangan devisa (cadev) Indonesia dalam kondisi rawan.
Pasalnya dengan posisi cadev per akhir September yang berada di level US$ 101,7 miliar, porsi terhadap Pendapatan Domestik Bruto atau Gross Domestic Product (GDP) saat ini hanya berkisar 14 persen.“Indonesia cadev US$ 100 miliar tapi GDP kita US$ 700 miliar (per tahun) atau hanya 14 persen dari
GDP. Jadi posisi itu sangat-sangat tidak aman,” tutur Thomas saat menghadiri Rapat Kerja Nasional Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Hotel Pullman, Jakarta, Senin (19/10).
Ia mengungkapkan, dengan porsi cadev yang hanya berkisar 14 persen menjadikan cadev Indonesia berada di bawah beberapa negara di Asia seperti China, Thailand dan Malaysia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari catatannnya, rasio cadev China saat ini berada di level 35 persen lantaran mencapai US$ 3,5 triliun dengan PDB di kisaran US$ 10 triliun.
Sementara Thailand disebutnya memiliki rasio cadev di level 65 persen dengan cadangan devisa sekitar US$ 200 miliar dan PDB di angka US$ 350 miliar.
“Malaysia yang ringgitnya tengah anjlok, cadangan devisanya kira-kira US$100 miliar sama dengan Bank Indonesia (BI) tapi perekonomiannnya cuma US$ 300 miliar jadi ekuivalen dengan 33 persen dari GDP
,” tutur Thomas.
BI Beda PendapatDi kesempatan berbeda, BI menyatakan posisi cadangan devisa Indonesia per akhir September kemarin masih tergolong aman meskipun sempat tergerus US$ 3,6 miliar dari US$ 105,3 miliar pada akhir Agustus 2015 menjadi US$ 101,7 miliar per akhir September 2015.
Dari hitungan tersebut, cadev akhir bulan lalu itu dinilai masih
cukup membiayai tujuh bulan impor atau 6,8 bulan impor dengan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
“Bank Indonesia menilai cadev tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara beberapa waktu lalu.
(dim/gen)