Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana mengunjungi Amerika Serikat (AS) pada 25-28 Oktober 2015 mendatang. Kunjungan Jokowi bertujuan untuk membahas kerjasama perdagangan yang lebih kuat antara AS dengan Indonesia.
Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro mengatakan saat ini AS masih menjadi salah satu mitra dagang yang besar bagi Indonesia.
Menurut dia lawatan Jokowi ke AS merupakan yang pertama kali sejak pelantikannya pada Oktober 2014. Kunjungan tersebut dinilai sangat penting untuk mempererat hubungan kedua negara, termasuk investasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya rasa mungkin sebagian besar saat ini dari kabar atau diskusinya lebih sering membahas Indonesia Jepang atau dengan Cina atau Asia Timur. Padahal untuk Foreign Direct Investment (FDI), AS menempati 10 besar di Indonesia. Jadi AS masih berperan penting buat kita," kata Bambang di Jakarta, Kamis (22/10).
Masalah perlambatan ekonomi global termasuk perlambatan ekonomi China, juga akan menjadi bahan bahasan antar pimpinan kedua negara tersebut.
"Beliau (Jokowi) tidak hanya secara khusus datang untuk meningkatkan hubungan kerjasama kedua negara, tapi lebih pada konteks umum terkait kondisi ekonomi global, termasuk pelemahan ekonomi China," kata dia.
Bambang sendiri terpaksa tidak bisa mendampingi harus mengawal pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016 hingga disahkan menjadi Undang-undang (UU) APBN.
"Saya tidak (ikut ke Amerika). Karena saya harus jaga APBN 2016. Saya seharusnya ke Investor Forum, bertemu investor-investor yang selama ini masuk ke Surat Utang Negara (SUN) kita," jelas Bambang.
Sebagai informasi pada September lalu ekspor nonmigas ke Amerika Serikat mencapai angka terbesar yaitu US$ 1,3 miliar. Mengalahkan ekspor ke Jepang yang senilai US$ 1,1 miliar dan China yang sebesar US$ 1,1 miliar.
(gen)