Jakarta, CNN Indonesia --
PT Bank Mandiri Tbk membukukan laba bersih sebesar Rp 14,6 triliun sampai dengan kuartal III 2015.
Jika dibandingkan dengan perolehan yang sama tahun sebelumnya di angka Rp 14,5 triliun, laba bersih Bank Mandiri di sembilan bulan pertama 2015 ini hanya tumbuh tak lebih dari 1 persen atau berkisar Rp 0,9 triliun.
Direktur Utama Bank Mandiri, Budi Guna Sadikin menjelaskan, kenaikan tipis pada laba bersih emiten bertiker BMRI itu didasarkan pada
upaya pencadangan dana untuk mengatasi kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kenapa margin kita hanya 1 persen, karena kita cadangkan besar kita untuk Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) mengingat kredit nasabah kita banyak yang kinerja belum baik, kebanyakan dari kredit komersial dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)," ujar Direktur Utama Bank Mandiri, Budi Guna Sadikin di Jakarta, Kamis (29/10).
Meski pun hanya mencatatkan margin 1 persen, Budi bilang hingga kuartal III kemarin sejatinya Bank Mandiri telah memperoleh laba operasional sebanyak Rp 27,3 triliun, atau naik 21,19 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di angka Rp 22,5 triliun.
Hal ini terlihat dari pertumbuhan pendapatan perusahaan yang lebih besar dibandingkan pertumbuhan beban. Tercatat, total penerimaan operasi mencapai Rp 48,05 triliun atau meningkat 16,7 persen dibandingkan posisinya pada periode yang sama tahun lalu di posisi Rp 41,18 triliun.
Sementara untuk CKPN Bank Mandiri hingga Kuartal III tahun ini, Budi mengatakan posisinya meningkat 126,4 persen dari Rp 3,75 triliun ke angka Rp 8,49 triliun. Di mana CKPN itu memiliki coverage ratio sebesar 160 persen dari kredit bermasalah (NPL) perusahaan dengan nilai 2,84 persen.
"Sebenarnya kita bisa-bisa saja menurunkan CKPN jadi 130 persen, sehingga kita bisa release profit sampai Rp 3,2 triliun. Kebijakan itu tak kita ambil, kita lebih baik konservatif. Sehingga kalau ada apa-apa kita masih punya cadangan kas," terang Budi.
Budi menambahkan, pencadangan dana ini masih akan berlangsung sampai akhir tahun dengan
coverage ratio yang sebesar 160 persen. Bank Mandiri, lanjutnya, lebih mementingkan keselamatan permodalan dibandingkan mencetak laba yang terlampau tinggi.
Padahal, rasio kecukupan modal (CAR) Bank Mandiri masih jauh di atas ambang bahaya. Sebagai informasi, CAR Bank Mandiri per September tahun ini mencapai 17,82 persen atau meningkat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya dengan besaran 16,47 persen.
"Sebagai bank yang bisa beresiko sistemik, kita ambil tindakan konservatif. Revenue yang kita dapat lebih baik dicadangkan, tidak akan mengambil profit tinggi, dan kita akan membentuk reserve cukup kalau ada kredit yang semakin memburuk," jelasnya.
Sebagai informasi, gross NPL Bank Mandiri per September tahun ini tercatat di angka 2,82 persen atau meningkat 0,65 persen year-on-year dari 2,16 persen pada tahun lalu.