Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melanjutkan pelemahannya setelah mengalami tekanan sepanjang pekan lalu akibat berbagai sentimen negatif. Saat ini, pelaku pasar masih menanti rilis data ekonomi awal bulan.
Kepala Riset NH Korindo Securities, Reza Priyambada mengatakan pada perdagangan Senin (2/11) IHSG diperkirakan berada pada rentang support 4.420-4.445 dan resisten 4.465-4.501. Laju IHSG bergerak di bawah target support 4.445-4.465 dan gagal mendekati target resisten 4.585-4.607.
“Pasca menutup utang gap 4.616-4.627, laju IHSG masih rentan mengalami pelemahan. Bahkan rilis kinerja emiten yang rata-rata cukup dapat bertahan juga tidak mampu menghalau pelemahan yang terjadi,” ujarnya dalam ulasan, dikutip Minggu (31/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apalagi, lanjutnya, IHSG masih menyimpan utang gap 4.346-4.381 sehingga masih berpotensi terjadinya pelemahan jika sentimen yang ada tidak cukup kuat menahan aksi jual.
“Diharapkan rilis data-data ekonomi di awal bulan mampu memberikan sentimen positif sehingga dapat mengurangi potensi pelemahan. Tetap cermati sentimen yang ada,” jelasnya.
Dalam perdagangan terakhir sebelumnya, Reza menilai berlanjutnya aksi jual membuat IHSG belum dapat keluar dari zona merahnya. Sepanjang intraday perdagangan, laju IHSG terus mendekam di teritori negatif.
“Meski telah banyak emiten yang merilis kinerjanya dimana beberapa diantaranya masih menunjukkan adanya perbaikan dan peningkatan namun, kurang kuat menahan aksi jual. Bahkan terkesan hadirnya rilis laporan keuangan melemahkan laju IHSG,” ujarnya.
Padahal, menurutnya pelemahan yang terjadi lebih disebabkan berkurangnya ekspektasi akan kinerja laporan keuangan setelah ter-price in nya hasil rilis kinerja tersebut. Ia menilai hal yang menjadi bahan ekspektasi telah terealisasi.
“Di sisi lain, pelemahan ini berbarengan dengan belum tuntasnya pembahasan rapat anggaran APBN di DPR, rencana kenaikan tarif tol, kembali melemahnya laju tupiah hingga kembali variatif melemahnya laju bursa saham Asia yang turut menambah sentimen negatif,” jelasnya.
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, pergerakan IHSG di sepanjang pekan lalu bergerak dalam volatilitas yang tinggi dengan kecenderungan terkoreksi.
Secara mingguan, pergerakan IHSG di periode 26 Oktober 2015 hingga 30 Oktober 2015, terkoreksi 4,25 persen dibandingkan penutupan di pekan sebelumnya yang berada di level 4.653,14 poin.
“Investor asing mencatatkan jual bersih di pasar saham dalam lima hari terakhir dengan nilai Rp 7,83 triliun, dan secara tahunan, aliran dana investor asing di pasar saham masih tercatat net sell Rp 17,84 triliun,” ujar Kepala Divisi Komunikasi BEI, Irmawati Amran.
(gir/gir)