Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Perekonommian Darmin Nasution menegaskan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) menjadi prioritas yang harus dihadapi Indonesia ketimbang memaksakan ikut dalam pakta perdagangan Trans Paifik (TPP).
MEA, kata Darmin, lebih realistis bagi Indonesia ketimbang TPP yang masih belum jelas konsep kemitraannya.
"Berikan dulu semua dokumen mengenai Trans-Pacific Partnership (TPP) supaya kita bisa pelajari. Iya, itu semua butuh waktu. Kemudian, kata Presiden Obama, itu masih dibahas di Kongres, mari kita tunggu saja," kata Darmin dalam acara sosialisasi implementasi MEA di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (4/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Asean merupakan kawasan ekonomi yang sangat menjanjikan bagi investor, dengan kecenderungan naik dari tahun ke tahun. Karenanya, Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) ini berharap MEA bisa menjadi pendorong ekonomi kawasan.
Pada 2014, jelas Darmin, aliran modal yang masuk ke Asean mencapai US$ 136,2 miliar. Selain itu, total perdagangan Asean dengan dunia pada tahun yang sama mencapai US$ 2,53 triliun
"Sumber daya manusianya yang mencapai lebih dari 600 juta jiwa dan produk domestik bruto (PDB) lebih dari US$ 2,4 triliun pada 2014, menjadikan Asean sebagai kawasan sangat menarik bagi investor," kata Darmin.
Namun, Darmin menyoroti persaingan yang kuat antarnegara eksportir Asean sebagai tantangan terberat Indonesia. Dalam hal ini, ia menilai sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) kemungkinan akan kesulitan menghadapi kondisi tersebut.
Oleh sebab itu, Darmin menilai, pemerintah pusat dan daerah perlu melakukan pendampingan khusus untuk membantu sektor UMKM tersebut.
"Kalau perusahaan besar saya yakin mereka jauh lebih punya kemampuan dan lebih mempersiapkan diri untuk memasuki MEA. Tapi UKM itu jangan sampai beranggapan pemerintah main buka saja," ujarnya.
(ags)