Rizal Ramli Ajak Italia Garap Industri Pengolahan Ikan

Resty Armenia | CNN Indonesia
Senin, 09 Nov 2015 20:32 WIB
Menteri Pembangunan Ekonomi Italia Federica Guidi berkunjung ke kantor Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli guna membahas peningkatan kerjasama.
Menko Kemaritiman Rizal Ramli dan Ketua Pansus Pelindo, Rieke Diah Pitaloka berbincang sebelum rapat dengan Pansus Pelindo II di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis 29 Oktober 2015. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan asal Italia tertarik untuk mengembangkan industri pengolahan ikan di Indonesia. Hal itu merupakan kesimpulan dari hasil pertemuan Menteri Pembangunan Ekonomi Italia Federica Guidi dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli.

Rizal Ramli menjelaskan, kunjungan Federica Guidi ke kantornya mempertegas peningkatan kerjasama antara Indonesia dan Italia dalam hal pengembangan industri pengolahan ikan. Menurutnya, kerjasama di sektor ini melengkapi kemitraan bisnis dengan perusahaan Italia yang sudah berjalan di sejumlah sektor, seperti industri makanan, permesinan dan fesyen.

"Kita ingin luaskan kerja sama ini di bidang maritim dan perikanan. Pemerintah kan sangat ingin mendorong tumbuhnya industri pengolahan ikan. Sedang dibicarakan teknisnya 'business to business' (B to B)," katanya di Jakarta, Senin (9/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut dia, Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam kelautan memiliki banyak potensi terutama jumlah ikan yang melimpah.

"Pemerintah ingin mendorong tumbuhnya industri pengolahan perikanan karena selama ini, ikan itu kebanyakan diambil mentah, dibawa ke luar negeri tidak ada nilai tambahnya. Tidak ada lapangan pekerjaannya buat rakyat kita," katanya.

Dengan mendorong industri pengolahan ikan, Rizal berharap sektor usaha ini bisa memberikan nilai tambah terhadap produk laut itu selain tentu dapat membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar.

"Kita ingin dorong supaya berkembang industri pengolahan ikan supaya ada lapangan pekerjaan dan nilai tambahnya. Dan kemudian sisa-sisa ikan yang biasanya dibuang, itu bisa bikin tepung ikan atau 'fish meal' (pakan ikan)," katanya.

Pengolahan ikan, lanjut Rizal, juga penting lantaran selama ini Indonesia masih mengimpor tepung ikan dari negara lain.

Menurutnya, hal itu ironis lantaran negara maritim seperti Indonesia masih harus mengimpor barang yang sebenarnya bisa didapatkan di negeri sendiri.

"Tidak masuk akan negara maritim terbesar di dunia, negara dengan panjang pantai nomor dua di dunia seperti Indonesia, kok masih impor tepung ikan. Jadi kita mesti pikirkan industri pengolahan buat meningkatkan nilai tambah," tuturnya.

Selain itu, Presiden Italia juga berkunjung ke Isatan Presiden dan gedung parlemen. Ketua DPR Setya Novanto mengatakan lawatan itu dalam rangka meningkatkan kerjasama bilateral antar kedua negara.

"Kami berharap hubungan perdagangan kedua negara dapat terus ditingkatkan, begitu juga kerja sama di bidang-bidang lainnya, termasuk investasi," kata Novanto, di Gedung DPR , Jakarta.

Menurut Novanto, nilai perdagangan Indonesia dengan Italia pada 2013 lalu mencapai US$ 3,82 miliar. Pada tahun lalu nilainya meningkat menjadi sekitar US$ 4 miliar.

Novanto mengatakan salah satu topik kerjasama yang jadi pembahsan menyangkut proyek infrastruktur untuk mendukung dan penguatan konektivitas maritim yang saat ini menjadi prioritas Pemerintahan Joko Widodo.

"Kami berharap Italia juga dapat mengambil bagian dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia," kata Novanto.

Dalam kesempatan ini, Novanto mengutarakan bahwa Indonesia ingin belajar dari pengalaman Italia tentang manajemen keuangan, khususnya asset recovery atau pengembalian dana luar negeri.

Politikus Partai Golkar itu juga berharap Italia bisa mendukung Warga Negara Indonesia (WNI) untuk mendapatkan bebas visa ke Eropa.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER