IHSG Diprediksi Masih Tertekan Akibat Sentimen The Fed

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Selasa, 10 Nov 2015 06:22 WIB
NH Korindo Securities memperkirakan IHSG berada pada rentang support 4.424-4.465 dan resisten 4.538-4.567 sepanjang perdagangan hari ini.
NH Korindo Securities memperkirakan IHSG berada pada rentang support 4.424-4.465 dan resisten 4.538-4.567 sepanjang perdagangan hari ini. (ANTARA FOTO/Fanny Kusumawardhani).
Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi kembali melemah dalam perdagangan hari ini karena imbas dari sentimen negatif terkait peluang kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Fed rate pada akhir tahun ini.
 
Kepala Riset NH Korindo Securities, Reza Priyambada mengatakan pada perdagangan Selasa (10/11) IHSG diperkirakan berada pada rentang support 4.424-4.465 dan resisten 4.538-4.567. Laju IHSG gagal bertahan di atas area target support 4.534-4.550 dan gagal menuju target resisten 4.589-4.615 dan berakhir jauh di bawah target level tersebut.
 
“Pelemahan masih terjadi seiring masih maraknya sentimen negatif terutama dari peluang kenaikan The Fed. Sepanjang kekhawatiran tersebut belum sirna tampakanya laju IHSG masih cenderung melemah,” ujarnya dalam riset, dikutip Senin (9/11).
 
Ia menyatakan, terkecuali pelaku pasar mengabaikan masalah The Fed, maka dimungkinkan IHSG dapat bertahan dari pelemahannya. Reza menilai, utang gap terdekat di level 4.546-4.560 telah tertutupi, sehingga masih ada masih ada utang gap di level 4.346-4.381 dan 4.470-4.496.
 
“Untuk itu, tetap cermati sentimen yang ada dan berharap kenaikan dapat terjadi,” katanya.
 
Dalam perdagangan sebelumnya, ia menilai laju IHSG masih berada di zona merah. Menurutnya, tiada ampun bagi IHSG, di mana pelaku pasar masih melanjutkan aksi jualnya yang terlihat dari laju IHSG yang terus mengalami tekanan.
 
“Sempat di awal sesi kedua mengalami kenaikan namun, hanya sesaat dan kembali mengalami pelemahan hingga akhir sesi penutupan. Saham-saham bigcaps (kapitalisasi besar) masih menjadi sasaran jual, terutama dari saham-saham industri dasar sub semen dan dilanjutkan dengan saham-saham di perbankan dan properti,” jelasnya.
 
Hal itu, lanjutnya, merupakan imbas persepsi akan naiknya suku bunga The Fed setelah merespon turunnya unemployment rate dan kenaikan nonfarm payrolls AS yang berujung pada kembali melemahnya laju Rupiah dan melemahnya laju bursa saham Asia memberikan sentimen negatif pada laju IHSG.
 
“Secara estimasi, laju IHSG berjalan sesuai ekspektasi yang cenderung mengalami pelemahan,” jelasnya.
 
Analis Reliance Securities, Lanjar Nafi mengatakan bursa Asia ditutup bervariasi di mana saham-saham emerging market jatuh setelah mata uang melemah ke lima pekan karena spekulasi bahwa AS akan menaikkan suku bunga bulan depan.
 
“Namun indeks saham di China kembali menguat meskipun data neraca perdagangan yang memburuk,” ujarnya dalam ulasan.
 
Dari dalam negeri, ia menyatakan nilai tukar rupiah yang ikut terdepresiasi mengikuti mata uang emerging market lain menjadi salah satu kekhawatiran investor dan membuatnya menjadi alasan profit taking pada awal pekan ini.
 
“Peluang kembali terkoreksinya IHSG cukup besar. Diperkirakan IHSG akan bergerak mixed cenderung kembali tertekan dengan range pergerakan 4.438-4.515,” jelasnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

(gen/gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER