Jakarta, CNN Indonesia -- PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) dijadwalkan akan kembali menyalurkan gas alam cair atau
Liquefied Natural Gas (LNG) sebanyak empat hingga lima kargo dari
Floating Storage Regasification Unit (FSRU) Lampung mulai tahun depan.
Wahid Sutopo, Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko PGN mengakui perusahaannya sudah menyelesaikan penyaluran satu kargo LNG di Oktober sampai awal November kemarin untuk mengantisipasi adanya kenaikan permintaan.
“Kami ada rencana menyalurkan empat sampai lima kargo lagi tapi akan lihat (dulu) profil permintaan dan perkembangan harga LNG. Kalau mendukung ya kami tingkatkan lagi,” jelas Wahid dalam Investor Summit di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (11/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui, FSRU Lampung merupakan fasilitas regasifikasi yang disewa manajemen PGN dari perusahaan konsorsium bentukan
PT Rekayasa Industri (Rekin) dan perusahaan konstruksi asal Norwegia yakni Hoegh. Di mana nilai sewa untuk fasilitas ini ditaksir mencapai US$ 300 juta tanpa fasilitas lainnya selama 20 tahun.
Sebelum kembali digunakan pada 6 Oktober kemarin, FSRU yang memiliki kapasitas 170 ribu metrik ton ini sempat menjadi perbicangan hangat Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) lantaran sempat menelan kerugian US$ 7,5 juta per bulan akibat tidak dioperasikan.
"Kemarin ada 100 MMSCFD (juta kaki kubik per hari) gas yang disalurkan. Gasnya didapat dari kilang gas alam cair (LNG) Tangguh di Papua," tambah Wahid.
Renegoisasi PLNMenyusul kembali dioperasikannya FSRU Lampung, kata Wahid, saat ini PGN masih melakukan renegosiasi harga jual-beli gas dengan PT PLN (Persero) yang selama ini menjadi pembeli potensial.
“
Update negosiasi harga dengan PLN masih berjalan. Kami lihat kebutuhan bisa untuk yang lain. PLN memang salah satu prospek pengguna paling relevan karena pemakainya bisa dinamis dan naik turun sesuai kebutuhan PLN. Harga masih tunggu kesepakatan,” jelas Wahid.
Kendati masih berlangsung alot, Wahid bilang pihaknya masih terus mengupayakan namun tak memasang target penyelesaian upaya renegosiasi dengan PLN. Namun ia berharap negosiasi bisa selesai dengan baik dengan memperhitungkan perkembangan harga LNG terkini.
“Target
deal tidak ada tenggat. Kita masih lihat perkembangan harga LNG. Saya tidak mau memberi tenggat waktu negosiasi,” jelasnya
Seiring dengan hal tersebut ia juga meyakini akan ada pelanggan alternatif yang bisa menyerap produksi gas PGN melalui FSRU Lampung. Apalagi, kata dia FSRU Lampung sendiri terkoneksi dengan jaringan PGN dan tidak terdedikasi khusus.
“Pelanggan alternatif bisa
blend karena kan Lampung terkoneksi dengan jaringan. Beda dengan Jawa Barat yang dedicated untuk pembangkit PLN,” tandas Wahid.