Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia memperkirakan inflasi sepanjang 2015 bisa berada di bawah level 3 persen. Angka itu lebih rendah dari prediksi sebelumnya yaitu di bawah 3,6 persen.
“Kami melihat inflasi sejalan dengan target yang ingin dicapai (empat plus minus satu persen) bahkan terdapat potensi inflasi itu di bawah tiga persen,” tutur Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo di Gedung Thamrin Kompleks Kantor BI, Jakarta, kemarin.
Agus tak menampik inflasi yang rendah sebagai refleksi perlambatan perekonomian. Secara umum permintaan konsumsi mengalami kontraksi. Selain itu, tingkat harga global juga masih rendah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2015 tercatat sebesar 4,73 persen pada kuartal III 2015. Meskipun meningkat jika dibandingkan dengan kuartal II yang hanya sebesar 4,67 persen, pertumbuhan ini melambat dari periode yang sama tahun lalu (
year on year/yoy) yang mencapai 5,01 persen.
“Kuartal III 2015, ekonomi di Jawa terjadi peningkatan, ekonomi di Sumatera membaik sedikit, di Kalimantan terjadi kontraksi, itu semua berdampak kepada ekonomi kita dan juga inflasi,” ujarnya.
Sepanjang tahun berjalan (
year to date/ytd), inflasi Januari-Oktober 2015 mencapai 2,16 persen atau 6,25 persen secara tahunan. Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Oktober 2015 mengalami penurunan (deflasi). Tercatat, deflasi Oktober 2015 sebesar 0,08 persen secara bulanan atau 6,25 persen secara tahunan. Hal itu disebabkan oleh turunnya level harga kelompok bahan makanan bergejolak (
volatile food) yang didukung oleh pasokan pangan yang membaik.
Selain itu, inflasi inti dan inflasi
administered price Oktober 2015 juga tergolong rendah. BI mencatat inflasi inti pada bulan kesepuluh tahun ini sebesar 0,23 persen secara bulanan atau 5,02 persen (yoy). Hal itu seiring dengan menguatnya nilai tukar Rupiah, masih terbatasnya permintaan domestik, dan terkendalinya ekspektasi inflasi.
Sementara, berdasarkan hasil survey BI di minggu pertama November, bank sentral tersebut memperkirakan inflasi bulan ini ada di kisaran 0,13 persen atau lebih lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu, 1,5 persen. Inflasi bulan ini terutama disebabkan oleh kenaikan harga beras dan daging ayam. Perhitungan inflasi bulan ini sudah bisa melepas efek kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada akhir tahun lalu.
(gir/gir)