Saham dan Dolar Menguat Respons Sinyal Kenaikan Fed Rate

Agust Supriadi | CNN Indonesia
Kamis, 19 Nov 2015 08:36 WIB
The Federal Reserve meyakini kondisi ekonomi AS akan membaik pada Desember dan cukup kuat untuk mendukung kenaikan suku bunga acuan (The Fed rate).
Janet Yellen, Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat. (Win McNamee/Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve meyakini kondisi ekonomi Negeri Paman Sam akan membaik pada Desember dan cukup kuat untuk mendukung kenaikan suku bunga acuan (The Fed rate).

Setelah hampir tujuh tahun suku bunga The Fed statis hampir nol persen, maka bulan depan sinyal kenaikan menguat menyusul membaiknya pertumbuhan ekonomi, pasar tenaga kerja, dan inflasi di Amerika Serikat (AS).

Pernyataan tersebut merupakan hasil pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 27-28 Oktober 2015, yang dokumen risalahnya baru dirilis pada Rabu (18/11) waktu Amerika Serikat (AS).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Merespon kabar tersebut, sejumlah bursa saham utama AS di Wall Street langsung menguat pada penutupan perdagangan Rabu (18/11) waktu AS atau Kamis dini hari (19/11) waktu Jakarta. Kendati demikian, masih ada perdebatan mengenai potensi perlambatan ekonomi AS yang mungkin terjadi akibat kemerosotan ekonomi global.

Reuters mencatat indeks Dow Jones Industrial Averange terapresiasi sebesar 175,24 poin atau 1 persen ke level 17.664,74. Indeks S&P 500 naik lebih tinggi, yakni 22,28 poin atau 1,09 persen menjadi 2.072,72. Demikian pula dengan indeks Nasdaq Composite yang menguat 62,01 poin atau 1,24 persen ke level 5.024,02.

Respon positif juga datang dari pasar Asia, yang mayoritas indek sahamnya dibuka menguat pada hari ini. Indeks Nikkei N225 menguat 1 persen menutup laporan kinerja ekspor dan impor yang mengecewakan di Jepang.

Indeks MSCI untuk saham-saham Asia Pasifik di luar Jepang juga meningkat 0,6 persen, disusul indeks utama Australia AXJO yang menguat 1,1 persen.

Namun di Benua Biru, mayoritas bursa saham Eropa masih melandai pascateror mematikan di Ibu Kota Perancis yang menewaskan 129 orang. Indeks saham Perancis, CAC 40 tercatat turun 0,6 persen.

Risalah FOMC juga memberikan sentimen terhadap pasar valas, di mana  nilai tukar dolar AS langsung menguat terhadap enam mata uang utama dunia.

Pada akhir perdagangan di New York, Kamis dini hari waktu Jakarta,  euro melemah tipis ke level € 1,064 per dolar AS dari sesi perdagangan sebelumnya € 1,065 per dolar. Demikian pula dengan dolar Australia, yang terdepresiasi dari AUS$ 0,7121 per dolar AS menjadi AUS$ 0,7091. Nilai tukar Yen Jepang juga turun, dari ‎¥ 123,40 per dolar AS menjadi ‎¥ 123,55 per dolar AS.

"Saya rasa pelaku pasar sudah siap dan juga nyaman dengan rencana kenaikan Fed Rate," ujar Manager Portfolio UBS Wealth Management Americas, Alan Rechtschaffen.

Menurutnya, investor sudah waktunya mengubah persepsi bahwa AS sudah tidak lagi menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi yang rendah.

Kendati sinyak kenaikan The Fed Rate menguat, tetapi pelaku pasar masih mempertanyakan seberapa besar bank sentral AS akan menaikan suku bunga acuannya pada Desember.

Dan Farley, Regional Investment Strategist U.S Bank Wealth Management, memperkirakan volatilitas bursa saham masih akan tinggi sampai ada kejelasan mengenai hal tersebut. (ags)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER