APEC Manila Desak Penurunan Tarif Masuk Barang Pro Lingkungan

CNN Indonesia
Kamis, 19 Nov 2015 20:28 WIB
Para pemimpin APEC menyatakan akan terus mendorong penerapan komitmen yang pernah disepakati dalam Komunike Annex C APEC di Vladivostok Rusia 2012 lalu.
Pemimpin dunia di Konferensi APEC 2015. (CNN Indonesia/Reuters)
Manila, CNN Indonesia -- Sejumlah pemimpin negara yang tergabung dalam Asia-Pacific Economy Cooperation (APEC) mendesak negara-negara yang belum menjalankan kebijakan penurunan tarif bea masuk menjadi 5 persen atau kurang terhadap barang yang dianggap ramah lingkungan (Environmental Goods) segera melaksanakan kewajiban tersebut secara konsiten.

Dalam komunike C APEC Manila yang dirilis Kamis (19/11), para pemimpin APEC menegaskan bakal terus mendorong penerapan komitmen yang pernah disepakati dalam Komunike Annex C APEC yang pernah diteken di Vladivostok Rusia 2012 lalu.

"Kami menegaskan kembali komitmen kami dibuat pada tahun 2012 untuk mengurangi tarif pada akhir tahun ini. Kami ucapkan selamat kepada mereka yang telah memenuhi komitmen terobosan ini dan mendesak mereka yang belum sepenuhnya melaksanakan komitmen ini untuk melipatgandakan upaya agar segera terpenuhi akhir tahun ini," bunyi deklarasi bersama para pemimpin APEC, Kamis (19/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti diketahui, beberapa pemimpin negara yang tergabung dalam forum APEC telah berkumpul di Manila sejak Rabu (18/11) untuk mengadakan Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) selama dua hari. Salah satu agenda utama yang dibahas adalah bagaimana mendorong percepatan realisasi pakta perdagangan bebas di Asia-Pasifik (FTAAP).

Bahkan, dalam konferensi tersebut diskusi diketahui berkembang menjadi ajang perundingan mengenai kerjasama perdagangan Trans Pacific (TPP) atau kerjasama negara blok perdagangan yang mencakup 40 persen dari ekonomi global.

"Kami menegaskan kembali komitmen kami untuk memajukan proses secara komprehensif dan sistematis terhadap realisasi akhirnya FTAAP sebagai instrumen utama untuk memajukan agenda integrasi ekonomi regional APEC," bunyi deklarasi bersama.

Sebelumnya, dalam KTT yang jgua dihadiri beberapa menteri dari APEC sepakat mendukung perang melawan aksi pencurian ikan (Illegal, Iregulated and Unreported Fishing).

Topik tersebut dibahas dalam pertemuan menteri-menteri dalam APEC Ministerial Meeting yang berlangsung sejak Senin kemarin. Topik IUU Fishing disebut menjadi perhatian para negara-negara APEC yang memiliki sumber daya laut potensial khususnya Indonesia.

Sekretaris Perdagangan dan Industri Filipina Gregory Dominggo mengatakan perang melawan aksi IUU Fishing merupakan aksi untuk melanjutkan pertumbuhan ekonomi yang memperhatikan lingkungan dan berkelanjutan.

IUU Fishing akan masuk dalam konsep penerapan Blue Economy yang bertujuan untuk mempromosikan Global Value ChainJaringan Produksi Global atau Global Value Chain (GVC) merupakan revolusi sistem produksi pada abad 21 ini dimana produksi dan distribusi suatu barang diselenggarakan secara bersama-sama oleh beberapa negara.

"Kami setuju untuk meningkatkan kebijakan yang lebih memperhatikan lingkungan, untuk itu IUU Fishing, ketahanan energi, infrastruktur dan adaptasi terhadap bencana alam lebih diperhatikan," ujar Dominggo.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER