Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani merespon positif hasil survei perusahaan jasa keuangan, Price Waterhouse Coopers (PwC) yang menempatkan Indonesia ke dalam daftar negara yang menjadi destinasi unggulan investasi di Asia Pasifik.
Dari hasil riset yang dilakukan PwC terhadap beberapa pemimpin perusahaan yang berada di kawasan Asia Pasifik, Indonesia memperoleh 52 persen atau menempati peringkat kedua setelah China sebagai negara unggulan investasi.
"Hasil survei tersebut harus dikelola dengan baik terutama dengan menginformasikan reformasi-reformasi kebijakan investasi yang telah dilakukan oleh pemerintah," ujar Franky di Manila, Kamis (19/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Franky mengklaim, besarnya apresiasi CEO Asia Pasific terhadap Indonesia tak lepas dari semakin kondusifnya iklim investasi dalam negeri. Dengan fenomena itu Franky berkeyakinan akan terdapat aliran modal asing yang masuk ke Indonesia walaupun tren investasi ke kawasan Asia Pasifik tengah menurun.
"Walau pun salah satu keterangan di survei itu menyebut bahwa sebenarnya wajar apabila tahun ini terjadi penurunan mengingat arus masuk pemodal asing ke Asia-Pasifik juga berkurang. Di mana angka tertinggi tercatat tahun lalu," kata Franky.
Salip Posisi SingapuraSeiring dengan dirilisnya hasil survei PwC, posisi Indonesia diketahui berhasil mengungguli Singapura dalam jajaran negara unggulan investasi di kawasan Asia Pasifik.
Ini mengingat negara berlambangkan 'Kepala Singa' itu hanya memperoleh 46 persen suara dari total responden.
Sementara berdasarkan data BKPM dalam lima tahun terakhir, 20 negara anggota APEC berkontribusi hingga 77,5 persen atau mencapai US$76 miliar dari total keseluruhan roda ekonomi di kawasan tersebut.
Di mana posisi realisasi investasi negara APEC pada tahun 2010 mencapai US$9,2 miliar dan meningkat menjadi US$10,5 miliar di tahun 2011. Sementara di tahun 2012, realisasi investasi negara APEC juga tercatat melonjak menjadi US$12,8 miliar dan melejit menjadi US$16,1 miliar di tahun 2013 dan US$15,1 miliar di tahun 2014.
Namun di tahun 2015, realisasi investasi negara APEC tercatat menurun dan berada di posisi US$11,9 miliar.
Dalam Survei PwC tersebut juga menyebut tentang 68 persen investasi baru akan dikucurkan di wilayah APEC dan 32 persen lainnya ke wilayah lain di dunia. Capaian modal tersebut bisa menjadi modal bagi pemerintah untuk meningkatkan aliran investasi yang masuk ke Indonesia.