Jakarta, CNN Indonesia --
Demi mendorong program satu juta rumah, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) melakukan akad atau persetujuan 6.600 Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di beberapa kantor cabang yang dilakukan secara serentak dalam sehari.
“Hari ini kami melakukan akad kredit 6.600 KPR di beberapa kantor cabang yang dilakukan secara serentak dalam sehari. Ini adalah inisiatif korporasi dalam mendorong program satu juta rumah,” ujar Maryono, Direktur Utama BTN dalam keterangan resmi, Rabu (25/11).
Maryono menjelaskan 6.600 debitur proses akad kredit KPR dalam sehari itu sekaligus menjawab BTN dalam kondisi pendanaan yang aman dan siap dalam mendukung program satu juta rumah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Sejak awal kami menegaskan bahwa BTN siap menjadi motor penggerak dalam program satu juta rumah. Meskipun demikian, karena ini bukan menjadi tugas dan tanggung jawab BTN sendiri, maka semua pihak terkait di negeri ini harus memberikan dukungan karena ini adalah program pemerintah untuk rakyat,” katanya.
Sebelumnya, BTN telah melakukan hal yang sama untuk salah satu kantor cabang di Tangerang dengan realisasi kredit sebanyak 1.000 KPR dalam sehari. Adapun pada 2010 BTN pun juga pernah melakukan realisasi kredit sebanyak 5.557 dalam sehari. Realisasi kredit ini telah tercatat dalam MURI sebagai realisasi kredit terbanyak dalam sehari.
“Jadi yang kami lakukan pada hari ini adalah akad kredit KPR terbanyak sepanjang sejarah dengan jumlah 6.600 KPR dalam sehari. Oleh karena itu bertepatan dengan hari ulang tahun KPR ke-39 yang jatuh pada tanggal 10 Desember, kami akan mematenkannya dalam Museum Rekor Indoesia (MURI) sebagai bank dengan akad kredit terbanyak dalam sehari. Rekor ini mengalahkan apa yang sudah kami dapatkan pada tahun 2010,” imbuh Maryono.
Menurutnya, model ini memberikan ruang kesiapan para pelaku pembangunan perumahan dan bank termasuk pihak terkait dalam pembiayaan perumahan. Ia menilai hal ini akan menjadi pendorong semangat sehingga semua yang terlibat dalam pembiayaan perumahan terpacu untuk merealisasikannya.
“Ruang kredit untuk tumbuh akan terbuka dan peluang masyarakat punya rumah juga akan terbuka. Termasuk dalam hal ini bisnis para pengembang akan berpotensi untuk tumbuh,” jelasnya.
Tingkatkan LayananMenyusul adanya program satu juta rumah, tambah Maryono BTN berinisiatif untuk meningkatkan bisnis dan layanan perseroan kepada para mitra dan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan rumah di Indonesia. Hal ini dilakukan lantaran permintaan rumah untuk kelas menengah bawah masih sangat tinggi.
“Ini peluang bisnis dan tidak bisa dibiarkan begitu saja. Harus direspon karena potensinya ada. Pengembang dapat membangun rumah dan kami perbankan dapat menyalurkan KPR. Sekaligus dengan ini akan mengurangi backlog pemenuhan kebutuhan rumah dalam negeri,” ucapnya.
Lebih lanjut, ia menilai melalui berbagai aksi korporasi dan peningkatan kualitas infrastruktur bisnis yang dilakukan, perseroan optimistis mampu mendukung pembiayaan program sejuta rumah, sekaligus menopang kinerja perseroan.
Dari sisi kinerja, BTN mencatatkan kinerja yang positif sepanjang 10 bulan pertama tahun ini. Perseroan mampu mencatatkan pertumbuhan apik dengan menekan tingkat kredit bermasalah atau non performing loan (NPL).
Pendapatan bunga bersih perseroan sepanjang Januari-Oktober 2015 tercatat senilai Rp 5,56 triliun, menanjak dari Rp 4,48 triliun pada periode yang sama di tahun sebelumnya. Sementara laba bersih perseroan mampu melonjak menjadi Rp 1,39 triliun, dari Rp 842 miliar di 10 bulan pertama 2014.
Beban provisi perusahaan berkurang pada Oktober dan membuat NPL turun sekitar 20bps. Hal itu menghasilkan lonjakan laba pada bulan tersebut sebesar Rp 163 miliar, naik 88 persen secara tahunan, dan 55 persen secara bulanan.
(dim/dim)