BPS: Inflasi Inti November Rendah, BI Rate Bisa Dipangkas

CNN Indonesia
Selasa, 01 Des 2015 12:59 WIB
Badan Pusat Statistik kembali mendesak Bank Indonesia untuk memangkas BI Rate dari angka 7,5 persen setelah melihat realisasi inflasi inti November 2015.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pusat Statitsik (BPS) kembali menilai Bank Indonesia (BI) memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) setelah melihat kecilnya angka inflasi komponen inti (core inflation) pada November 2015.

BPS mencatat core inflation selama November turun menjadi 0,16 persen secara bulanan (month to month) dibandingkan Oktober lalu yang mencapai 0,23 persen.

Secara tahunan (year on year/yoy) inflai inti tercatat 4,77 persen atau terendah sepanjang 2015. Turun dibandingkan inflasi komponen inti Oktober yang sebesar 5,02 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau kami lihat dari data inflasi inti lumayan bandel bertengengger di level 5 persen cukup lama, akhirnya kami lihat bisa mengecil saat ini. Saya kira bisa membuka ruang bagi otoritas moneter untuk mengantisipasi ke depannya," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo di kantor BPS Pusat, Selasa (1/12).

Sasmito menyebut dari 883 objek survei inflasi, sebanyak hampir 600 lebih masuk dalam perhitungan inflasi komponen inti. Kendati demikian ia mengatakan hak untuk menurunkan BI Rate merupakan hak independen bank sentral sebagai otoritas moneter.

Menurutnya BI mengambil kebijakan penetapan suku bunga dengan memperhatikan inflasi dan faktor-faktor lain.

"Inflasi yang rendah saya kira membuka ruang, bagaimana ruang itu dipergunakan tentu ada perhitungan sendiri kalau katakanlah pengusaha ingin diturunkan, BI menurunkan BI rate-nya sehingga bisa mendorong pertumbuhan. Tapi BI juga pasti kalkulasi dampaknya terhadap nilai tukar," katanya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER