Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pusat Statitsik (BPS) kembali menilai Bank Indonesia (BI) memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga acuan (BI
Rate) setelah melihat kecilnya angka inflasi komponen inti (
core inflation) pada November 2015.
BPS mencatat
core inflation selama November turun menjadi 0,16 persen secara bulanan (
month to month) dibandingkan Oktober lalu yang mencapai 0,23 persen.
Secara tahunan (
year on year/yoy) inflai inti tercatat 4,77 persen atau terendah sepanjang 2015. Turun dibandingkan inflasi komponen inti Oktober yang sebesar 5,02 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kami lihat dari data inflasi inti lumayan bandel bertengengger di level 5 persen cukup lama, akhirnya kami lihat bisa mengecil saat ini. Saya kira bisa membuka ruang bagi otoritas moneter untuk mengantisipasi ke depannya," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo di kantor BPS Pusat, Selasa (1/12).
Sasmito menyebut dari 883 objek survei inflasi, sebanyak hampir 600 lebih masuk dalam perhitungan inflasi komponen inti. Kendati demikian ia mengatakan hak untuk menurunkan BI Rate merupakan hak independen bank sentral sebagai otoritas moneter.
Menurutnya BI mengambil kebijakan penetapan suku bunga dengan memperhatikan inflasi dan faktor-faktor lain.
"Inflasi yang rendah saya kira membuka ruang, bagaimana ruang itu dipergunakan tentu ada perhitungan sendiri kalau katakanlah pengusaha ingin diturunkan, BI menurunkan BI
rate-nya sehingga bisa mendorong pertumbuhan. Tapi BI juga pasti kalkulasi dampaknya terhadap nilai tukar," katanya.