Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution menilai tidak sepenuhnya inflasi rendah yang terjadi pada tahun ini dipicu oleh pelemahan daya beli masyarakat. Faktor lain yang diklaim Darmin ikut meredam inflasi selama ini adalah keberhasilan pemerintah mengendalikan gejolak harga pangan.
“Mungkin ada saja pengaruh dari daya beli yang menurun, tetapi juga tetap ada pengaruh dari pengendalian pangan dan belum adanya tarif yang naik. Jadi jangan kemudian dianggap itu benar-benar hanya karena permintaan atau daya beli yang turun,”ujar Darmin di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (12/1).
Kendati demikian, Darmin mengakui terjadi penurunan penerimaan masyarakat akibat turunnya harga komoditas. Hal ini kemudian berpengaruh negatif terhadap permintaan dan daya beli masyarakat yang menurun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Harga
commodity itu pasti mempengaruhi sekali penerimaan petani di Sumatera dan di Kalimantan dan lain-lain,” ujarnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini melaporkan terjadinya inflasi pada November 2015 sebesar 0,21 persen atau 4,89 persen dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu (year on year). Secara kumulatif, inflasi tahun kalender (Januari-November 2015) sebesar 2,37 persen, jauh di bawah asumsi 5 persen di APBNP 2015.
Ditemui terpisah, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus D.W. Martowardojo mengungkapkan, penurunan harga komoditas terjadi sejak tiga tahun yang lalu. Tahun ini, rata-rata harga komoditas diperkirakan turun hingga 15 persen, lebih dalam dari prediksi awal 11 persen.
“Di tahun 2016 kita perkirakan dia akan turun kira-kira 5 persen, sekarang data yang terakhir tahun 2016 dia akan turun sampai 9,9 persen,” tutur Agus.
Kendati demikian, Agus menilai inflasi November sebesar 0,21 persen sesuai dengan prediksi BI dan masih ada di kisaran sasaran bank sentral 4 plus/minus 1 persen.
“Kondisi ini sejalan dengan prediksi kita bahwa nanti inflasi Indonesia akan di kisaran targetnya. Bahkan, lebih rendah dari target yang di canangkan 4 plus/minus 1 persen. Jadi (inflasi akhir tahun) mungkin bisa di bawah 3 persen,” ujar Agus.
(ags)