Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) dan analis memprediksi laju inflasi September melandai pada kisaran 0,04 persen hingga 0,1 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
"Kalau dihitung dengan inflasi yang Insha Allah akan di bawah 7 persen. Survei BI minggu keempat 0,04 persen, secara
year on year maka akan mencapai 0,69 persen," ujar Deputi Gubernur BI, Perry Wardjiyo di kantornya, Rabu (30/9).
Sementara itu, Ekonom DBS Bank Ltd, Gundy Cahyadi mengatakan, risiko kenaikan inflasi berpotensi muncul baru pada tahun depan. Sementara pada tahun ini dinilainya lebih stabil mengingat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih melemah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perkiraan inflasi tahunan 7 persen di September ini dan inflasi inti 5,1 persen. Meski inflasi inti masih stabil sekitar 5 persen, tapi sebenarnya di negara lain, inflasi inti lebih rendah dari Indonesia," jelasnya dalam riset.
Gundy berharap, inflasi tahunan rata-rata terus bergerak di angka 6 persen sepanjang 2016 sehingga ini menjadi alasan Bank Indonesia (BI) tetap mempertahankan tingkat suku bunga atau BI Rate.
Sementara itu, Tim Riset HSBC memprediksi besaran yang sama untuk inflasi September secara
year on year sebesar 7 persen dan
month to month sebesar 0,1 persen. Untuk
core inflation diprediksi
flat pada 4,9 persen.
Meski demikian, besaran inflasi yang sesungguhnya masih perlu menunggu pengumuman pihak Badan Pusat Statistik (BPS). Selain inflasi, BPS juga akan merilis perkembangan indeks harga perdagangan besar September 2015, perkembangan nilai tukar petani dan harga gabah September 2015, serta perkembangan pariwisata dan transportasi Agustus 2015.
(ags/ded)