Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melanjutkan penguatan karena investor diyakini telah menyesuaikan portofolio pasca perubahan indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI). Selain itu, menguatnya Rupiah menyusul masuknya Yuan ke dalam keranjang mata uang Dana Moneter Internasional (IMF) juga dinilai nalis akan memberikan sentimen positif terhadap pergerakan bursa saham nasional.
Kepala Riset NH Korindo Securities, Reza Priyambada mengatakan sesuai prediksinya, IHSG padaperdagangan kemarin mampu berbalik naik menusul kembalinya maraknya aksi beli para pelaku pasar. Ia meyakini indeks akan kembali menguat pada perdagangan hari ini, Rabu (2/12) setelah bergerak pada rentang
support 4.496-4.540 dan
resisten 4.565-4.578.
“Dengan demikian, tentu dapat memberikan peluang kenaikan jika diasumsikan aksi beli masih berlanjut,” ujarnya dalam riset, Selasa (1/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Reza menjelaskan, pasca mengalami pelemahan cukup dalam dengan adanya penyesuaian kembali (rebalancing) portofolio pasca rilis MSCI Index, laju IHSG kembali mengalami kenaikan setelah pelaku pasar memanfaatkan pelemahan tersebut untuk kembali mengakumulasi saham.
“Terpantau hampir seluruh sektor mengalami kenaikan seiring berbaliknya aksi beli pelaku pasar tersebut. Kenaikan IHSG pun juga didukung oleh kembali berbalik naiknya laju Rupiah seiring masuknya Yuan dalam mata uang
hard currency IMF,” jelasnya.
Penguatan tersebut, lanjutnya, juga telah menutup utang gap di level 4535-4541 yang telah dibentuk pada sehari sebelumnya saat anjloknya IHSG. Laju IHSG pun dapat mengesampingkan imbas pelemahan laju bursa saham global, terutama bursa saham AS yang mengawali pekan ini, berada di teritori negatif.
“Data-data ekonomi yang diharapkan dapat memberikan sentimen positif turut sirna setelah rilis Chicago PMI di bawah ekspektasi yang diikuti oleh
pending home sales dan Dallas Fed manufacturing index yang juga di bawah ekspektasi,” katanya.
Analis Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan, dalam perdagangan kemarin mayoritas bursa di Asia ditutup menguat 1 persen seakan menghiraukan data kinerja sektor manufaktur di China yang melambat dari 49, menjadi 49,6.
“Sentimen keputusan IMF memasukan yuan ke dalam
Special Drawing Right (SDR) menjadi tonggak penting dalam integrasi ekonomi China ke dalam sistem keuangan global,” katanya.
Ia menyatakan dalam pergerakan IHSG kemarin, sektor aneka industri memimpin penguatan. Faktor penguatan yang luar biasa tersebut menurutnya disebabkan kembali turunnya inflasi tahunan untuk bulan November sebesar 4,89 persen dari 6,25 persen, dan lebih rendah dari ekspetasi sebesar 5,1 persen.
“Hal tersebut tentu kembali menambah spekulasi investor terhadap gap inflasi dan suku bunga yang melebar sehingga berkemungkinan BI akan menurunkan suku bunga,” jelasnya.
KArenanya, dia juga punya optimisme yang sama, bahwa IHSG masih akan bergerak di zona positif pada perdagangan hari ini.
(ags)