Jakarta, CNN Indonesia -- PT Ciputra Residence, salah satu anak usaha di bidang properti Grup Ciputra berharap Bank Indonesia (BI) dapat menurunkan suku bunga acuannya (BI
rate). Kebijakan tersebut dinilai bisa memberikan angin segar bagi industri properti tahun depan.
“Kalau BI
rate turun, itu bagus,” kata General Manager Marketing Ciputra Residence Yance Onggo di Maja, Banten, kemarin.
Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI November lalu memutuskan untuk mempertahankan BI
rate di level 7,5 persen karena mempertimbangkan ketidakpastian ekonomi global. Dengan alasan yang sama, BI juga mempertahankan suku bunga
Deposit Facility 5,5 persen dan
Lending Facility tetap 8 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun demikian, BI juga melakukan kebijakan pelonggaran moneter dengan menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) primer dalam rupiah dari 8 persen menjadi 7,5 persen, yang berlaku efektif per 1 Desember 2015.
Suku bunga kredit, lanjut Yance, sangat mempengaruhi penjualan properti. Ia mengungkapkan penjualan properti yang ditopang oleh perbankan porsinya mencapai 50-60 persen.
“Sebenarnya yang
direct mempengaruhi langsung adalah BI
rate,“ ujarnya.
Pentingnya suku bunga kredit bisa tercermin dari penjualan 7 ribu unit rumah tipe Rumah Sederhana (RS) dan Real Estat (RE) di proyek kota Mandiri Citra Maja Raya, Banten, sebagian besar menggunakan fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
“60 persen KPR, 30 persen pembayaran bertahap di kita, sisa 10 persennya cash keras,” kata Yance.
Secara umum, Yance meyakini kondisi industri properti tahun depan akan lebih baik dibandingkan tahun ini. Hal itu didukung oleh prediksi pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Adapun produk properti yang menjadi primadona adalah hunian dengan harga terjangkau yang berkisar di Rp 100 juta–Rp 500 juta per unit.
“Saya rasa permintaan untuk
affordable house tahun depan akan semakin tinggi,” kata Yance.
(gen)