Jakarta, CNN Indonesia -- Asosiasi pengembang perumahan, Real Estat Indonesia (REI) mengaku telah menyelesaikan pembangunan 140 ribu unit rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) hingga kuartal III 2015. REI telah menyelesaikan 60,86 persen dari kewajiban membangun rumah sebesar 230 ribu unit sejak April lalu.
Tapi REI perlu menambah 90 ribu unit rumah MBR lagi hingga tiga bulan mendatang. Dengan rata-rata pembangunan 28 ribu unit rumah per bulannya, REI menyatakan bisa memenuhi target pemerintah.
"REI masih berusaha, kita masih
on progress. Selalu kita monitor dari April hingga sekarang walaupun masih ada beberapa kendala yang menghalangi percepatan pembangunan rumah tersebut," kata Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) REI, Eddy Hussy di Jakarta, Rabu petang (7/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa kendala tersebut, ujar Eddy, merupakan masalah klasik yang dihadapi pengembang seperti masalah perizinan, pembebasan lahan, dan juga infrastruktur. Kendati demikian, ia menganggap belum ada kendala yang berarti seiring REI masih membangun koordinasi yang baik dengan lembaga terkait maupun Dewan Perwakilan Daerah (DPD) REI daerah.
"Kami terus mengadakan koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), serta pihak Pemerintah Daerah yang difasilitasi oleh DPD REI yang ada di masing-masing daerah. Untuk mempercepat pembangunan rumah tersebut, tentunya koordinasi menjadi hal prioritas," ujarnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan kalau realisasi rumah murah hingga kuartal III tersebut didominasi oleh rumah tapak. Sayangnya, Eddy belum bisa memberikan proporsinya mengingat data yang dimilikinya belum lengkap. “Dan untuk sisa akhir tahun ini, rencananya kami akan segera membangun Rumah Susun Sederhana Milik (Rusunami) di sekitar kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek),” ujarnya.
Target pembangunan rumah oleh REI sebesar 230 ribu unit mengambil porsi terbesar, yaitu 38,11 persen, dari target pembangunan rumah MBR pemerintah sebesar 603.516 unit hingga akhir tahun. Selain REI, pihak yang juga ikut serta membangun rumah murah ini adalah Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (155 ribu unit), Asosiasi Pengembang Perumahan Rakyat Indonesia (18 ribu unit), Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (35,4 ribu unit), Perum Perumnas (36.016 unit), Pemerintah Pusat (88,3 ribu unit), dan Pemerintah Daerah terkait (30 ribu unit).
Padahal sebelumnya, Perum Perumnas menyatakan pesimistis bisa mencapai target pemerintah karena baru menyelesaikan 12 ribu rumah, atau 33,31 persen dari target sebesar 36.016 unit. Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 1 triliun yang belum cair, diakui menjadi alasan mengapa realisasi penbangunan rumah murah Perumnas masih sepertiga dari target.
"Sebenarnya bisa-bisa saja kita sampai di angka 30 ribu rumah hingga akhir tahun, tapi yang menjadi kendala adalah PMN-nya. Nanti kita akan konsultasikan ke Kementerian BUMN untuk masalah ini," ujar Direktur Utama Perumnas, Himawan Sugito, Senin pekan ini.
Sedangkan Kementerian PUPR sendiri yakin rumah murah bisa tercapai hingga akhir tahun setelah melihat realisasi pada pertengahan September lalu. Tercatat, pembangunan rumah murah sudah mencapai 493.550 ribu unit, atau 81,82 persen dari target pemerintah hingga akhir tahun hingga periode yang disebutkan.
(ded/ded)