Jakarta, CNN Indonesia -- Ekonom memprediksi adanya aksi borong saham untuk memoles portofolio para manajer investasi (
window dressing) berpotensi memperbaiki defisit neraca pembayaran Indonesia pada kuartal IV.
Asal tahu saja, nilai transaksi investasi portofolio dalam neraca pembayaran Indonesia sempat amblas di kuartal III tahun ini karena berbagai sentimen negatif yang menerpa. Pada kuartal III 2015, investasi portofolio tercatat minus atau defisit US$ 2,21 miliar.
Nilai itu terbalik dibandingkan periode sama 2014 yang tercatat surplus hingga US$ 7,4 miliar dan pada kuartal II tahun ini surplus US$ 5,68 miliar. Defisit investasi portofolio ini merupakan yang pertama sejak kuartal III 2011 silam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ekonom Mandiri Sekuritas Leo Rinaldy mengatakan mengalir kembalinya arus modal ke pasar saham di penghujung tahun ini tengah menanti beberapa sentimen. Ia mengatakan kepastian penaikan suku bunga AS (Fed
fund rate) bakal menjadi salah satu ‘gong’ bagi pemodal asing.
“Saya kira investor asing masih menanti kepastian Fed
fund rate. Jika penaikan dilakukan, akan ada sedikit goncangan di pasar modal, tapi kemudian akan berangsur diikuti aksi beli,” jelas Leo di Jakarta, Kamis (10/12).
Leo memperkirakan, adanya
window dressing bakal diprediksi bakal membuat arus modal asing dalam akuntansi neraca pembayaran meningkat. Menurutnya volatilitas pasar keuangan juga akan menurun dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.
“Selain data ekonomi yang diprediksi membaik, adanya
window dressing seharusnya bisa membuat volatilitas pasar keuangan menurun,” ujarnya.
Kembalikan KepercayaanKendati demikian, ia mengaku adanya
window dressing tidak bakal berdampak signifikan hingga menjadikan investasi portofolio pada akhir tahun menjadi surplus. Ia mengaku
window dressing memiliki efek mengembalikan kepercayaan diri pasar di awal tahun depan.
“Untuk akhir tahun ini saya kira masih defisit, tapi mengecil. Yang jelas
confidence pasar pada tahun depan bakal ada,” katanya.
Berdasarkan catatan Bursa Efek Indonesia, aksi jual bersih saham oleh investor asing selama kuartal III 2015 tercatat mencapai Rp 16,94 triliun. Manuver pemodal asing tersebut sejalan dengan amblasnya IHSG hingga 14 persen sepanjang kuartal III 2015. Sementara sejak awal tahun ini IHSG sudah anjlok hingga 14,59 persen
Sebelumnya, Deputi Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia Junanto Herdiawan menyatakan penurunan surplus transaksi modal dan finansial pada kuartal III 2015 terutama karena investasi portofolio yang mengalami defisit dan menurunnya surplus investasi langsung.
“Defisit investasi portofolio terutama disebabkan oleh terjadinya net jual asing atas surat utang pemerintah dan saham domestik,” ujarnya dalam keterangan resmi belum lama ini.
Ke depan, ia menyatakan Bank Indonesia tetap mencermati risiko eksternal yang dapat memengaruhi kinerja neraca pembayaran secara keseluruhan. Dalam jangka menengah-panjang, Bank Indonesia meyakini kinerja NPI akan semakin sehat didukung bauran kebijakan moneter dan makroprudensial, serta penguatan koordinasi kebijakan dengan Pemerintah dalam mendorong percepatan reformasi struktural, termasuk melalui implementasi berbagai paket kebijakan ekonomi.