Asosiasi Pengusaha Lebih Optimistis Melihat Ekonomi RI 2016

Diemas Kresna Duta | CNN Indonesia
Senin, 14 Des 2015 17:56 WIB
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) memperkirakan ekonomi Indonesia bisa melaju 5,5 persen tahun depan, sementara APBN 2016 hanya mematok 5,3 persen.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani memperkirakan ekonomi Indonesia bisa melaju 5,5 persen tahun depan, sementara APBN 2016 hanya mematok 5,3 persen. (CNN Indonesia/Diemas Kresna Duta)
Jakarta, CNN Indonesia -- Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) memperkirakan ekonomi Indonesia bisa melaju 5,5 persen tahun depan. Angka tersebut jauh lebih optimistis dibandingkan asumsi pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016 sebesar 5,3 persen.

Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani mengungkapkan angka proyeksi tersebut ditetapkan dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi domestik dan global yang sampai saat ini masih belum menunjukkan perbaikan secara signifikan.

"Perkembangan ekonomi global masih akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia karena banyak sektor di domestik masih menggantungkan nasibnya terhadap kegiatan ekspor. Namun kami melihat kondisi ekonomi Indonesia 2016 akan sedikit lebih baik karena adanya beberapa faktor yang menjadi sentimen positif," kata Hariyadi di kantor Apindo, Jakarta, Senin (14/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menjelaskan, faktor yang dinilai menjadi sentimen positif bagi pertumbuhan ekonomi tahun depan adalah komitmen pemerintah yang akan mendorong pelaku usaha melalui penerbitan Paket Kebijakan Ekonomi jilid I sampai VII, berikut pemberian sejumlah insentif fiskal.

Tak hanya itu, ia bilang adanya pembentukan sistem Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) diyakini bakal mempersingkat mekanisme pembuatan perizinan yang selama ini dikeluhakan oleh para pengusaha dan investor.

Di samping pemerintah juga telah menerbitkan beleid teranyar berupa Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78 tentang Pengupahan yang menciptakan formulasi baku dalam menghitung penaikan upah minimum tenaga kerja berdasarkan pertumbuhan ekonomi dan inflasi.

"Walaupun bagi pengusaha dan pekerja bukan lah hal yang sempurna, tapi kami rasa PP pengupahan adalah kebijakan yang positif. Selain itu kami juga mengapresiasi keputusan pemerintah yang telah mengakomodir masukan Apindo mengenai jaminan pensiun walau dengan dengan total pungutan mencapai 17,4 persen masih merupakan beban yang terlalu tinggi," tambahnya.

Belanja Pemerintah

Sekretaris Umum Apindo Sanny Iskandar menambahkan optimisme terhadap prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan juga tak lepas dari akan meleburnya Indonesia ke kesepakatan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Meski dinilai akan menjadi ancaman oleh sejumlah pihak, namun Sanny menilai masuknya Indonesia ke dalam MEA juga akan memberikan keuntungan dari sisi tarif bea masuk untuk barang dan jasa impor yang rendah.

"Hanya saja pekerjaan rumah yang harus diselesaikan secepatnya adalah bagaimana keseriusan pemerintah untuk terus memperbaiki kualitas kebijakan maupun konsistensi dari implementasinya. Diantaranya terkait serbuan tenaga kerja terampil asing dalam menawarkan jasa-jasanya," katanya.

Selain itu, Sanny menyebut reformasi struktural yang dilakukan pemerintah dengan mengalihkan subdisi bahan bakar minyak ke sektor yang lebih produktif juga menjadi angin pendorong laju ekonomi tahun depan.

"Dengan begitu dana subsidi tadi akan menjadi penggerak bagi beberapa sektor yang ada seperti infrastruktur. Di tambah saat ini mekansime belanja anggaran pemerintah juga dipercepat sehingga akan menjadi penggerak bagi dunia usaha," tandasnya. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER