Jakarta, CNN Indonesia -- Asian Development Bank (ADB) kembali melakukan koreksi terhadap proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2015 menjadi 4,8 persen. Prediksi tersebut turun jika dibandingkan dengan proyeksi revisi sebelumnya 4,9 persen pada September lalu.
Dalam suplemen Asian Development Outlook Update 2015, bank yang bermarkas di Manila, Filipa itu menyebutkan beberapa faktor yang turut mempengaruhi perlambatan ekonomi Indonesia tahun ini.
Lambannya kinerja ekspor Indonesia ke sejumlah negara dan lambannya penyerapan anggaran pemerintah kembali menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak akan mencapai level 5 persen seperti yang pernah diproyeksikan pada awal 2015.
ADB menyebut pertumbuhan di Indonesia cukup stabil pada 4,6-4,7 persen secara tahunan (y
ear on year/YoY) pada kuartal kedua dan ketiga. Belanja pemerintah pun meningkat secara signifikan menjadi 6,6 persen YoY, jauh lebih tinggi dari pada kuartal sebelumnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ekspansi investasi di beberapa proyek publik, dan konsumsi rumah tangga dinilai masih akan tetap kuat seperti yang diharapkan ADB.
"Net ekspor tetap terus berkontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB), 1,2 persen pada paruh pertama tahun ini," ujar ADB dalam ulasan proyeksinya yang dikutip Jumat (4/12).
Tingkat pencairan belanja modal pemerintah pada akhir 2015 diproyeksi akan sedikit lebih rendah dari 80-85 persen. Penyerapan yang rendah diyakini ADB akan menahan laju pertumbuhan ekonomi pada semester kedua.
Untuk tahun depan, ADB membuat proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih optimis, yakni sebesar 5,3 persen.
Sementara itu, pertumbuhan PDB Asia Tenggara diproyeksi akan berada di level 4,4 persen pada tahun ini dan 4,9 persen pada tahun 2016, seperti yang disebutkan dalam ADB Outlook Update.
(ags/gen)