Dini Hari Nanti, The Fed Umumkan Suku Bunga Baru Amerika

Irene Inriana | CNN Indonesia
Rabu, 16 Des 2015 11:56 WIB
Usai FOMC, Janet Yellen akan mengumumkan besaran suku bunga terbaru The Fed pada pukul 14.00 waktu Washington atau 02.00 WIB dini hari.
Usai FOMC, Janet Yellen akan mengumumkan besaran suku bunga terbaru The Fed pada pukul 14.00 waktu Washington atau 02.00 WIB dini hari. (REUTERS/Joshua Roberts).
Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah delapan tahun mengalami resesi, Amerika mulai menjajaki pelonggaran kebijakan moneternya. The Federal Reserve alias The Fed telah memulai rapat Federal Open Market Committee (FOMC) sejak 15 Desember dan dijadwalkan akan mengumumkan besaran suku bunga pada 16 Desember 2015 pukul 14.00 waktu setempat atau Kamis (17/12) pagi pukul 02.00 WIB.

Gubernur The Fed Janet Louise Yellen dijadwalkan akan memberikan keterangan pers, yang menurut analisa pelaku pasar berpotensi mengumumkan penaikan sebesar 25 basis poin. Sehingga suku bunga The Fed naik menjadi 0,25 sampai 0,50 persen dari posisi sebelumnya 0-0,25 persen.

Mantan Kepala Ekonom Bank Dunia Larry Summers kepada Reuters menyatakan, pasar bakal merespons positif jika The Fed jadi menaikkan suku bunganya. Ia meyakini indeks saham negeri Barrack Obama akan naik sekitar 1 persen, dan obligasi juga akan terkerek naik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mengingat kekuatan sinyal yang dikirim (oleh the Fed), tentu akan menghancurkan kredibilitas mereka jika hal ini batal dilaksanakan," kata Summers seperti dikutip dari Reuters, Rabu (16/12).

Keputusan untuk menaikkan suku bunga menurut Summers akan memisahkan the Fed dari bank sentral utama di Tokyo, Frankfurt, Beijing dan bank sentral negara lain yang juga tengah berjuang untuk merangsang ekonomi dan menghasilkan pertumbuhan bagi negaranya.

Josh Bivens, Direktur Riset Institut Kebijakan Ekonomi Amerika menilai The Fed bisa dibilang sukses dalam membuat kebijakan apabila kenaikan suku bunga diikuti dengan pertumbuhan ekonomi Amerika, menurunnya tingkat pengangguran, dan pertumbuhan inflasi.

"Tidak ada alasan untuk berpikir bahwa laju pertumbuhan ekonomi saat ini berlebihan dan perlu diperlambat karena inflasi baru saja terjadi," kata Bivens.

"Saat ini, pengangguran yang lebih rendah yang mendorong pertumbuhan upah dan harga akan menjadi hal yang baik afirmatif. Upah dan harga yang jelas tumbuh terlalu lambat," tambahnya. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER