Walikota Bima Arya Minta Proyek LRT Diteruskan Sampai Bogor

CNN Indonesia
Rabu, 16 Des 2015 12:54 WIB
Pemerintah Kota Bogor mempertimbangkan dua lokasi yang akan ditawarkan sebagai stasiun akhir LRT yaitu Baranangsiang dan Tanah Baru.
Pemerintah Kota Bogor mempertimbangkan dua lokasi yang akan ditawarkan sebagai stasiun akhir LRT yaitu Baranangsiang dan Tanah Baru. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor tengah merayu kontraktor proyek Light Rail Transit (LRT) PT Adhi Karya Tbk untuk memperpanjang perlintasan yang tengah dikerjakannya dari Cibubur, Jakarta Timur sampai ke kota Bogor. Jika negosiasi berhasil, diharapkan tahun 2018 LRT sudah bisa ikut melayani warga Bogor.

Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan pembicaraan dengan manajemen Adhi Karya diharapkan selesai akhir tahun ini dan keputusan perpanjangan perlintasan bisa didapat awal 2016. Meskipun Pemerintah Bogor menginginkan hal ini, namun pelaksanaan dan biaya studi kelayakan proyek (feasibility study) tetap akan ditanggung oleh Adhi Karya.

"Proyek ini merupakan salah satu proyek transportasi untuk mengatasi problem kemacetan dan memudahkan pergerakan masyarakat Bogor. Kalau ini disetujui, kami harap 2016 sudah bisa mulai menggarap proyeknya," jelasnya di sela-sela Bogor Economic Outlook di Gedung Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rabu (16/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di dalam proposal yang diajukan Pemkot Bogor, rencananya ada dua lokasi yang ditawarkan sebagai stasiun akhir yaitu Baranangsiang dan Tanah Baru. Namun setiap lokasi memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing.

Jika stasiun dibangun di Terminal Bus Baranangsiang, maka Pemkot tak perlu mengeluarkan uang untuk pembebasan lahan baik bagi pembangunan stasiunnya karena akan dibantu oleh PT PGI selaku operator terminal. Begitu pun pembebasan lahan bagi jalurnya, Pemkot tak perlu mengeluarkan anggaran karena jalur LRT akan dibangun di atas lahan Tol Jagorawi yang dioperatori oleh BUMN lainnya, PT Jasa Marga Tbk.

Namun, Bima mengatakan kalau lokasi Baranangsiang yang berada di pusat kota menjadi kelemahan karena tak bisa menampung banyak beban penumpang per harinya. "Kalau di pusat beban orangnya juga ikut besar," jelasnya.

Condong Tanah Baru

Jika Tanah Baru dipilih sebagai lokasi stasiun akhir, maka Pemkot harus mengeluarkan anggaran karena perlu pembebasan lahan. Namun, lokasi Tanah Baru yang berada di pinggir kota menjadi keunggulan karena jaraknya lebih dekat ke Cibubur dan bisa menampung lebih banyak penumpang per harinya.

"Ini yang sedang kami pilih, titik akhir mana yang cocok. Bagaimana LRT ujungnya itu sangat memengaruhi, tapi kami lihat Tanah Baru adalah lokasi potensial cuma memang untuk merealisasikannya butuh kerja keras. Sumber pendanaanya nanti masih kita lihat, tapi mungkin tidak dengan obligasi daerah," ujarnya.

Jika proyek ini terealisasi, maka Pemkot Bogor dan Adhi Karya juga akan segera melaksanakan tender bagi operator LRT trayek Cibubur-Bogor. “Kami hanya menyediakan stasiun ujungnya saja," tambahnya singkat.

Sebagai informasi, groundbreaking proyek LRT sendiri telah dilakukan pada bulan September lalu di Cibubur dengan kontraktor Adhi Karya dan BUMD DKI Jakarta, PT Jakarta Propertindo (JakPro). Rencananya, pembangunan ini akan dilakukan dengan dua tahap. Pembangunan tahap pertama IA untuk rute Cibubur–Cawang–Dukuh Atas sepanjang 24,2 kilometer (km) sedangkan tahap IB untuk rute Bekasi Timur-Cawang-Dukuh Atas sepanjang 17,9 km.

Total kebutuhan investasi diperkirakan mencapai Rp 23,817 triliun yang terdiri dari biaya pekerjaan umum sebesar Rp 19,157 triliun dan biaya fasilitas operasi sebesar Rp 4,66 triliun. Kemenhub memperkirakan proyek ini akan rampung pada akhir tahun 2017 atau awal tahun 2018.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER