Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diterpa aksi jual yang masif, sehingga bergerak loyo dalam perdagangan Jumat (18/12).
IHSG amblas 1,91 persen (87,31 poin) ke posisi 4.468,65 poin, sementara rupiah menguat 0,80 persen ke level Rp 13.936 per dolar Amerika.
Analis Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan bursa Asia mayoritas terkoreksi mengikuti pergerakan bursa Amerika.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bank sentral Jepang mempertahankan sasaran stimulus moneter utamanya, namun merubah operasional jangka waktu untuk pembelian obligasi pemerintah, ETF dan investasi real estat.
“Hal tersebut membuat mata uang yen menguat terhadap 16 mata uang lainnya. Harga komoditas yang kembali jatuh pun menjadi faktor pelemahan bursa Asia,” jelas Lanjar, Jumat (18/12).
Ia menjelaskan, pelemahan bursa Amerika dan Asia menjadi alasan terjadinya
profit taking di akhir pekan. Lanjar menjelaskan, sektor keuangan yang terbesar mengalami koreksi hingga 3 persen.
“Minimnya sentimen ekonomi dalam negeri hingga Januari nanti membuat pergerakan IHSG cenderung terbawa arus sentimen global dan
capital out flow akhir tahun nanti,” jelasnya.
Sementara indeks LQ45 melemah 2,54 persen ke posisi 770,86 poin. Jakarta Islamic Index (JII) melemah 2,05 persen ke posisi 588,21 poin. Indeks IDX30 turun 2,28 ke level 405,02 poin. Indeks Sri Kehati melorot 2,27 persen ke posisi 260,73 poin. Indeks SMInfra 18 turun 1,31 persen ke level 309,46 poin.
Pemodal asing tercatat melakukan jual bersih (
net sell) Rp 296 miliar. Adapun nilai transaksi mencapai Rp 7,10 triliun dengan volume perdagangan sebanyak 8,13 miliar saham.
IHSG tertekan seiring koreksi tajam pada sektor saham finansial. Sektor finansial anjlok sebesar 3,09 persen diiikuti sektor barang konsumsi yang melemah 2,49 persen dan sektor industri dasar yang menurun 2,28 persen.
Saham BRI anjlok 5,8 persen diikuti saham Bank Mandiri yang melemah 4,1 persen, saham BCA yang turun 2,8 persen dan BNI yang meluncur 1,8 persen.
(gen)