Jakarta, CNN Indonesia -- Produsen baja, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk menyatakan pembangunan proyek pengolahan bijih besi,
blast furnace, yang memakan dana hingga US$656,3 juta telah mencapai 93,2 persen pada akhir November 2015.
Berdasarkan materi paparan publik Krakatau Steel yang dikutip Sabtu (19/2), manajemen menyatakan proyek itu memiliki ruang lingkup pembangunan fasilitas
blast furnace (
sintering plant, coke oven plant, blast rurnace dan
hot metal treatment plant) dengan kapasitas produksi 1,20 juta ton per tahun.
Manajemen menjelaskan, manfaat dari beroperasinya proyek terbut nantinya adalah untuk menurunkan biaya bahan baku, mengurangi konsumsi listrik dan menyeimbangkan fasilitas produksi hulu dan hilir perseroan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Progres proyek mencapai 93,20 persen per 30 November 2015 dan ditargetkan mulai beroperasi pada semester II 2016,” jelas manajemen.
Sementara itu, untuk pembangunan
hot strip mill 2, perseroan telah menandatangani kontrak rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (EPC). Manajemen menyatakan proyek itu bermanfaat untuk meningkatkan kapasitas produksi, kualitas produk, dan pendapatan perseroan
Pabrik hot strip mill tersebut memiliki kapasitas 1,5 juta ton per tahun. Adapun biaya proyeknya ditaksir mencapai US$405,9 juta.
“Kontrak EPC telah ditandatangani dan pabrik diharapkan mulai beroperasi pada semester I 2018,” kata manajemen.
Sebelumnya, perusahaan pelat merah tersebut menyatakan telah melakukan penilaian kembali atas aktiva tetap (revaluasi aset) dalam Laporan Keuangan Interim Perseroan dan entitas anaknya per 30 September 2015 yang belum diaudit.
Sekretaris Perusahaan Krakatau Steel Iip Arief Budiman mengatakan bahwa mengingat perkembangan nilai dan harga aset sudah tidak sesuai dengan nilai buku yang tertuang dalam laporan keuangan perseroan maka KS melakukan revaluasi aset terhadap lahan.
“Sehingga memperoleh
gain sebesar US$1,096 miliar pada Laporan Keuangan Interim Perseroan dan entitas anaknya per 30 September 2015 (
unaudited),” jelasnya dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia, Rabu (4/11).
Dari sisi kinerja, sepanjang Januari-September 2015, rugi bersih Krakatau Steel meningkat menjadi US$160,24 juta naik dibandingkan rugi pada periode sama tahun sebelumnya US$114,73 juta.
Pendapatan perseroan tercatat turun menjadi US$993,38 juta dari tahun sebelumnya sebesar US$1,36 miliar. Sementara beban pokok tercatat US$1,01 miliar turun dari tahun sebelumnya US$1,32 miliar.
(gir)