Menperin Minta Freeport Gunakan Baja KS dan Semen Indonesia

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Minggu, 20 Sep 2015 13:28 WIB
PT Freeport Indonesia hingga 10 Juli 2015 telah menghabiskan anggaran US$ 422 juta untuk membeli komponen dan produk-produk buatan dalam negeri.
Menteri ESDM Sudirman Said (kedua kiri) berbincang bersama Menteri Perindustrian Saleh Husin (ketiga kiri), Kepala Bapenas Sofyan Djalil (kiri) dan Senior Vice President Geo Services PT Freeport Indonesia Wahyu Sunyoto (kanan) saat meninjau tambang terbuka Grasberg saat melakukan kunjungan kerja di area PT Freeport Indonesia, Timika, Papua, Sabtu (19/9). (Antara Foto/Muhamad Adimaja)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin meminta PT Freeport Indonesia menggunakan komponen dan produk dalam negeri dalam menjalankan aktivitas pertambangan dan pembangunan infrastruktur di Papua.

Produk dalam negeri yang ditawarkan Menperin ke Freeport antara lain baja buatan PT Krakatau Steel Tbk, semen hasil produksi PT Semen Indonesia Tbk, dan batubara hasil tambang PT Bukit Asam Tbk.

Hal itu disampaikan langsung Saleh Husin kepada Manajamen Freport ketika berkunjung ke kawasan tambang Freeport di Mimika, Papua, Sabtu (19/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sejalan dengan komitmen investasi dan operasi Freeport di Indonesia, saya minta mereka menggunakan lebih banyak produk yang sudah bisa dihasilkan di dalam negeri seperti baja dari Krakatau Steel, semen dari Semen Indonesia, batu bara dari PT BA (Bukit Asam) dan lain-lain," kata Saleh Husin seperti dikutip dari siaran pers Kemenperin pada Ahad (20/9).

Dari segi kualitas, kata Menperin, kualitas produk Indonesia cukup mumpuni untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan BUMN, swasta dan pemerintah. Menurutnya, faktor kedekatan lokasi juga menjadi keunggulan produk anak bangsa ketimbang harus mengimpor dari luar negeri.

Pada tahun ini, Freeport Indonesia mengalokasikan anggaran belanja sebesar US$ 1,65 miliar atau setara dengan Rp 22,41 triliun dengan asumsi kurs Rp 13.500 per dolar AS.

Sekitar 70 persen dari anggaran tersebut atau sebesar US$ 1,16 miliar direncanakan Freeport untuk belanja produk-produk lokal, sedangkan sisanya US$ 498 juta untuk belanja impor.

Saleh Husin mengatakan, pemerintah berharap investasi yang besar itu bisa mengalir juga ke perusahaan penghasil komponen dan manufaktur domestik. Dengan demikian, hal ini turut menggerakkan aktivitas bisnis dan lapangan kerja.  

"Apalagi pemerintah sedang memacu ekonomi melalui paket kebijakan deregulasi pada pertengahan September kemarin," katanya.

Menanggapi permintaan tersebut, Direktur Utama Freeport Indonesia, Maroef Sjamsuddin menyampaikan komitmen Freeport untuk menggunakan produk dalam negeri.

Berdasarkan catatan Freeport, realisasi belanja produk lokal per 10 Juli 2015 mencapai 36 persen atau sebesar US$ 422 Juta. (ags)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER