Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat perjanjian jual beli listrik atau power purchase agreement (PPA) proyek pembangkit listrik 35 ribu megawatt (mw) pada tahun ini sebesar 10 ribu mw. Dengan demikian, PT PLN (Persero) masih harus mengupayakan komitmen PPA sebesar 25 ribu mw pada tahun depan.
"Saya optimistis semua bisa ditandatangani tahun depan (2016),'' ujar Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan, Alihuddin Sitompul di Jakarta, Senin (21/12).
Untuk memastikan proses PPA berjalan sesuai target, Alihuddin menegaskan pemerintah akan mempermudah prosesnya agar megaproyek tersebut segera tuntas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati demikian, Alihuddin menegaskan pemerintah tetap akan memperketat verifikasi terhadap perusahaan peserta lelang proyek pembangkit. Terutama menyangkut kesanggupan perusahaan dalam hal pembiayaan (finansial).
''Kalau seperti itu, lain cerita. Kami tidak mau dimasuki pemburu rente,'' tutur Alihuddin.
Dia menuturkan, Direktoral Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM memperkirakan proses pembangunan pembangkit listrik, yang PPA-nya disepakati tahun ini, baru akan selesai pada 2018. Sementara untuk pengerjaan pembangkit dari PPA yang diteken 2016 diprediksi akan selesai pada 2019.
Dengan begitu ia menilai pelaksanaan PPA masih sesuai dengan target pembangunan pembangkit 35 ribu MW.
"Secara itung-itungan begitu. Saat ini sudah 10 ribu mw, tahun depan harus dipercepat,'' tandasnya.