Jakarta, CNN Indonesia -- Manajemen PT PLN (persero) telah menandatangani perjanjian jual beli listrik atau
power purchase agreement (PPA) sebesar 17.340 Megawatt (MW) yang menjadi bagian dari program pembangkit listrik 35 ribu MW. PPA tersebut mengharuskan PLN membayar sekitar US$ 20 miliar setara Rp 280 triliun untuk listrik yang akan dibelinya sampai berakhirnya masa kontrak.
"Proyek 35 ribu MW ini diharapkan mempunyai
multiplier effect yang cukup besar sehingga akan berdampak kepada penyediaan lapangan kerja bagi 650 ribu tenaga kerja langsung dan 3 juta tenaga kerja tidak langsung," kata Direktur Utama PLN Sofyan Basir di Jakarta, kemarin.
Menyusul penandatangan separuh dari total pembangkit listrik 35 ribu MW yang akan dibangun pemerintah sampai 2019 mendatang, Sofyan optimistis pembangunannya akan segera dimulai oleh perusahaannya maupun beberapa perusahaan listrik swasta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh karena itu ia meyakini dalam enam bulan ke depan dapat dipastikan terjadi peningkatan kegiatan ekonomi lantaran dalam kurun waktu tersebut para kontraktor sudah memulai pekerjaan pendahuluan meliputi survei lapangan yang melibatkan banyak tenaga kerja.
"Setelah beroperasi, nantinya ketersediaan listrik dari pembangkit-pembangkit itu akan menopang industri dan bisnis untuk menggerakkan ekonomi," ujar Sofyan.
Teknologi AsingSelain menggerakkan roda perekonomian, Sofyan bilang dampak positif dari ditekennya PPA tersebut dapat terasa pada peningkatan atas pemanfaatan sumber energi baru terbarukan.
Dari seluruh PPA yang sudah teken, sebesar 4.291 MW diantaranya akan menggunakan sumber energi yang bersih dan terbarukan berupa gas, air, dan panas bumi.
Sedangkan selebihnya masih menggunakan batubara dengan jumlah kapasitas mencapai 13.049 MW menyesuaikan dengan ketersediaan energi primer yang ada di Indonesia serta memanfaatkan potensi energi primer di masing-masing lokasi.
Dalam catatan PLN, lokasi pembangkit yang sudah ditandatangani kontraknya mencakup hampir seluruh wilayah Indonesia dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku sampai Papua.
Sementara kontraktor yang terpilih untuk mengerjakan proyek pembangkit 35 ribu MW telah menjalani serangkaian proses pengadaan tender secara ketat dan transparan. Di mana mereka akan membawa teknologi pembangkit terbaru yang berasal dari negara Jepang, China, Amerika, dan Eropa.
“Mengingat angka investasi yang sangat besar, dan kelistrikan kita sangat tergantung pada keberhasilan dari para pengembang dan kontraktor ini, maka tingkat sukses dari program ini perlu dijaga sehingga dapat mencapai 100 persen,” tandas Sofyan.
(gen)