Fasilitas LNG Blok Masela Disebut Untungkan Industri Maritim

Aghnia Adzkia | CNN Indonesia
Sabtu, 02 Jan 2016 10:47 WIB
Jika fasilitas pengolahan LNG Blok Masela dibangun di lepas pantai, industri perkapalan nasional disebut akan mendapatkan berkah.
Jika fasilitas pengolahan LNG Blok Masela dibangun di lepas pantai, industri perkapalan nasional disebut akan mendapatkan berkah. (Dok. Inpex)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perang wacana lokasi pembangunan fasilitas pengolahan gas alam cair Blok Masela di Maluku terus berlanjut setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunda pengambilan keputusan dalam rapat terbatas kabinet 29 Desember tahun lalu.

Kali ini bekas Deputi Perencanaan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Aussie Gautama menilai pembangunan kilang minyak di kawasan lepas pantai atau Floating LNG (FLNG) dapat menguntungkan industri maritim Indonesia.

Pernyataan Aussie justru menyangkal pendapat pihak lain yang menilai pembangunan fasilitas pengolahan di tengah laut sama sekali tidak menguntungkan masyarakat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"FLNG ditengarai tak bermanfaat bagi industri lokal itu kurang tepat, kapalnya memang akan dibuat di luar tapi seluruh perangkat kilang dibuat di Indonesia dan akan jadi katalis industri maritim Indonesia," kata Aussie dalam diskusi bertajuk Gaduh Blok Masela di kawasan Cikini, Jakarta, Sabtu (2/1).

Ia memastikan proyek pembangunan fasilitas kilang minyak justru akan mencetak sejarah industri maritim di dunia. Terlebih, kilang yang akan dibangun mampu menghasilkan LNG dengan angka yang bombastis yakni 7,5 juta ton per tahun (mtpa).

"2014, Inpex Corporation menghadap dan mengatakan ada cadangan gas lebih besar. FLNG sebesar 2,5 mtpa tak efisien dan mengusulkan 7,5 mtpa. Kapal untuk meletakkan kilang di atasnya sudah ada. Kajian sudah banyak dilakukan dan hasilnya mengusulkan FLNG," katanya.

Aussie bercerita usulan FLNG telah mencuat sejak 2009, saat pemerintah memasukkan rencana pengembangan dan kemudian disahkan tahun selanjutnya. Hasil kajian terakhir dari konsultan independen asal Amerika, Poten & Partners memperkuat kajian yang telah dilakukan sebelumnya dengan cenderung merekomendasikan metode FLNG.

Hitungan Investasi

Selain manfaat turunan bagi masyarakat, masalah lain yang membelit pengambilan keputusan lokasi pendirian fasilitas pengolahan LNG dari Blok Masela adalah terkait investasi yang dibutuhkan. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman pernah menyebut kebutuhan dana untuk membangun FLNG sekitar US$ 19,3 miliar, sementara kebutuhan pendanaan untuk membangun fasilitas di darat maksimal hanya US$ 15 miliar.

Meski lebih mahal, Aussie menyatakan FLNG akan lebih menguntungkan di masa yang akan datang.

Sementara itu, Pengamat Energi Fathurahman menilai pembangunan di lepas pantai tak mengembangkan industri lokal dan wilayah.

"Ini tidak menguntungkan industri lokal. Kapalnya kecil dan tidak stabil. Kalau di daratan, bisa dikembangkan industri hilir seperti pupuk," kata Fathur.

Ia berargumen pembangunan di daratan dapat menguntungkan masyarakat dari sisi ekonomi karena bisa memanfaatkan sisa minyak dan kondensat yang dihasilkan dari fasilitas tersebut. Selain itu, manfaat lainnya yakni dapat menyerap tenaga kerja dari masyarakat lokal. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER