Hasil Kajian Konsultan Blok Masela Berbeda dengan Rizal Ramli

Diemas Kresna Duta | CNN Indonesia
Senin, 28 Des 2015 13:59 WIB
Meski belum menerima secara resmi hasil kajian Poten & Partners, SKK Migas menyatakan bahwa konsultan independen itu lebih merekomendasikan FLNG.
Fasilitas regasifikasi LNG. (Dok Wikipedia/Prillen).
Jakarta, CNN Indonesia -- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan telah mengetahui hasil kajian pengembangan Blok Masela di Maluku yang dipercayakan kepada konsultan independen asal Amerika Serikat (AS), Poten & Partners.

Meski regulator hulu migas tersebut belum menerima secara resmi, namun SKK Migas mengaku bahwa hasil kajian Poten & Patners lebih cenderung merekomendasikan pengembangan Blok Masela dilakukan melalui metode terapung, atau berkonsep Floating Liquefied Natural Gas (FLNG) seperti yang pernah direkomendasikan SKK Migas.

"Hasil kajian sudah diserahkan ke panitia yang dibentuk oleh Direktorat Jenderal Migas. Hasil kajian Poten condong ke FLNG," ujar Kepala Subbagian Komunikasi dan Protokoler SKK Migas Zuldadi Rafdi di Jakarta, Senin (28/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Walau telah mengetahui hasil kajian Poten, sayangnya Zuldadi enggan membeberkan secara rinci hasil kajian pengembangan Blok Masela. Hal itu termasuk estimasi mengenai investasi pembangunan fasilitas pengolahan terapung yang direncanakan mampu memproduksi gas sebanyak 7,5 juta ton per tahun (mtpa).

"Besok ada press conference oleh Menteri ESDM. Mungkin beliau yang akan menyampaikan langsung," tambah Zuldadi.

Dinilai Lebih Mahal

Pada kesempatan berbeda, sejumlah praktisi migas senior yang tergabung dalam Forum Tujuh Tiga Institut Teknologi Bandung (Fortuga ITB) menegaskan biaya pembangunan FLNG oleh operator Blok Masela yakni Inpex Corporation dinilai terlalu mahal.

Mengutip data Inpex Masela Ltd, investasi FLNG diperkirakan menelan dana sebesar US$14,8 miliar. Anggota Fortuga ITB Yoga P. Suprapto memperkirakan angka ini bisa melonjak hingga hingga US$22 miliar lantaran pengoperasian blok gas secara terapung seperti di Blok Masela belum pernah dilakukan di dunia.

Dengan demikian angka tersebut berada di bawah estimasi metode pengolahan Blok Masela di darat, atau berkonsep Onshore Liquefied Natural Gas (OLNG) atau Base Landed LNG yang ditaksi mencapai US$20,66 miliar untuk kapasitas 2x4 mtpa.

“Angka yang disampaikan oleh Inpex melalui SKK Migas saya kira dibandingkan tempat lain yang serupa kapasitasnya jenisnya itu ketinggian. Perkiraan biaya investasi terapung itu masih kasar sekali, tidak konseptual masih bisa melonjak dan turun juga tetapi jarang sekali turun karena ada ketidakpastian," imbuh Yoga. (dim/gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER