Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perindustrian Saleh Husin menyatakan turunnya harga energi, seperti bahan bakar minyak (BBM) dan gas bumi bakal mendorong pertumbuhan industri dalam negeri. Saleh mencontohkan penurunan harga gas untuk industri mampu menurunkan biaya produksi sehingga mengurangi beban operasional industri.
Selama ini menurutnya, tingginya harga gas industri selalu menjadi keluhan para pengusaha yang memiliki basis produksi di Sumatera Utara.
"Buat saya penurunan harga energi membantu. Memang harus diturunkan energi itu untuk gas dan BBM supaya daya saing kita makin kuat," ujar Saleh di Jakarta, Selasa (5/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, Kementerian Perindustrian sendiri telah mengajukan usulan kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk meninjau harga gas industri secara berkala.
"Kami minta agar energi jangan jadi komoditas, tapi bagian dari pertumbuhan industri," jelasnya.
Kementerian Perindustrian sendiri menargetkan pertumbuhan industri tahun ini mencapai 5,6-6,1 persen dengan sektor manufaktur sebagai motor penggerak pertumbuhan industri non migas.
Di belakang sektor manufaktur, ada industri kimia, farmasi, dan obat tradisional; industri barang logam, dan peralatan listrik; industri makanan dan minuman; serta industri mesin dan perlengkapan yang menjadi andalan pemerintah.
"Perkiraan tersebut berdasarkan kemungkinan akan meningkatnya pertumbuhan industri kimia dasar di Indonesia seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang akan membaik,” katanya.
Pertumbuhan industri kimia dasar didorong oleh naiknya kebutuhan bahan kimia dari berbagai kelompok industri, seperti industri plastik yang diperkirakan naik sekitar 8 persen dan semen yang diproyeksi naik sekitar 10–14 persen.
“Kenaikan kebutuhan akan membuat permintaan bahan kimia dasar seperti petrokimia akan meningkat,” tambahnya.
Ia mengatakan kalau industri farmasi, kimia, dan obat tradisional masih akan tetap menjadi pendukung utama pertumbuhan industri dengan nilai pertumbuhan sebesar 8,5 hingga 8,7 persen.
"Memang untuk industri tahun ini kita optimis akan lebih baik dari tahun kemarin. Pada tahun ini memang pertumbuhannya tidak terlalu jauh dari tahun lalu," ujarnya.
(gen)