Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi memperoleh tekanan jual pada perdagangan hari ini setelah menguat cukup signifikan pada hari sebelumnya sebesar 51 poin ke level 4.608 di tengah koreksi bursa global.
Kepala Riset N.H. Korindo Securities Reza Priyambada mengatakan pada perdagangan Kamis (7/1) IHSG diperkirakan berada pada rentang
support 4.545-4.585 dan
resisten 4.623-4.670. Menurutnya laju IHSG di atas area target
support 4.525-4.547 dan mampu berada di area target
resisten 4.580-4.593.
“Kenaikan yang terjadi memberikan peluang untuk dapat melanjutkan penguatannya. Namun, juga diikuti oleh mulai meningkatnya aksi jual di beberapa saham,” ujarnya dalam riset, dikutip Kamis (7/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Reza melihat mulai muncul sentimen negatif yang dapat diperkirakan membuat laju IHSG akan terhambat potensi kenaikannya. Menurutnya, meski kemungkinan belum akan menutupi utang gap 4.409-4.429, investor sebaiknya tetap mencermati sentimen yang ada pada laju IHSG.
Dalam perdagangan kemarin, Reza menilai, di tengah melemahnya bursa saham Asia, IHSG kembali melanjutkan anomalinya. Kini, lanjutnya, IHSG telah memasuki zona 4.600, dimana semakin memperkuat trend kenaikan dalam jangka pendek. Sehingga para pelaku pasar kembali optimistis dan melakukan pembelian di beberapa sektor.
“Namun, penguatan yang terjadi dinilai terlalu tinggi membuat di pertengahan sesi kedua IHSG cenderung menurun yang disebabkan
profit taking (aksi ambil untung). Sehingga menyebabkan tekanan jual kembali terjadi, yang terlihat dari penurunan volume transaksi IHSG dibandingkan perdagangan sehari sebelumnya,” jelasnya.
Analis Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan bursa Asia ditutup melanjutkan pelemahan. Hal itu disebabkan kekhawatiran kekuatan ekonomi prekonomian terbesar kedua di dunia, yakni China, setelah adanya pelemahan mata uang Yuan.
“Selain itu, tingkat ekspor Jepang merosot dan risiko geopolitik akibat uji coba nuklir di Korea Utara juga membuat investor mengurangi aset berisiko,” katanya.
Dari dalam negeri, menurutnya antusias investor terhadap realisasi anggaran dan penurunan harga BBM bersubsidi masih menjadi angin pendorong penguatan indeks. Hal itu ditambah data tingkat kepercayaan konsumen di Indonesia yang naik.
“Spekulasi mengenai pergantian menteri yang akan terjadi pada bulan Januari menjadi sentimen tersendiri,” katanya.
Ia menilai, secara teknikal IHSG berhasil
break out resistance level dan menguji
upper bollinger bands. Menurutnya indikator
Stochastic masih bergerak negatif keluar dari area
overbought dan momentum penguatan terbatas terlihat pada indikator RSI.
“Sehingga peluang penguatan akan terbatas dengan
range pergerakan 4.580-4.650,” katanya.
(gen)