Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik 0,35 persen (15,84 poin) ke level 4.546,28 poin pada perdagangan akhir pekan ini setelah bergerak fluktuatif sepanjang hari.
Sementara, indeks LQ45 naik 0,54 persen ke posisi 790,06 poin. Jakarta Islamic Index (JII) naik 0,18 persen ke posisi 600,48 poin. Indeks IDX30 naik 0,55 ke level 412,82 poin. Indeks Sri Kehati menguat 0,67 persen ke posisi 265,16 poin. Indeks SMInfra 18 melemah -1,06 persen ke level 315,43 poin.
Indo Premier Securities mencatat, pemodal asing melakukan jual bersih (
net sell) Rp697 miliar. Sementara itu nilai transaksi mencapai Rp5,18 triliun dengan volume perdagangan sebanyak 3,566 miliar saham.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasar saham Asia ditutup variatif pada perdagangan Jumat (8/1) hari terakhir minggu pertama tahun 2016 setelah bergerak liar dipicu suspensi bursa China yang terjadi Kamis kemarin.
Indeks Nikkei 225 (Jepang) melemah 0,39 persen (-69,38 poin) ke 17.697,96 poin. Indeks Hang Seng (Hong Kong) naik 0,59 persen (120,37 poin) ke level 20.453,71 poin. Indeks Shanghai (China) menguat 1,97 persen (61,41 poin) ke posisi 3.186,41 poin. Indeks Strait Times (Singapura) naik 0,78 persen (21,32 poin) ke level 2.751,23 poin.
Analis Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan bursa Asia ditutup bervariasi diawali dengan reboundnnya indeks saham di China. Hal itu menurutnya disebabkan oleh penetapan tingkat referensi yuan oleh bank sentral China.
“Setelah pemerintah memutuskan menetapkan tingkat referensi yuan lebih tinggi dan dana yang dikontrol akan diarahkan untuk membeli saham. Harga minyak mentah juga menguat setelah melemah ke level terendah 12 tahun silam,” jelasnya.
Ia mengatakan IHSG bergerak cenderung
mixed sempat berada pada zona negatif dengan diakhiri menguat di zona positif meskipun dengan volume yang tergolong rendah pada perdagangan hari ini.
“Sektor
consumer berhasil
rebound dengan persentase paling tinggi. Sedangkan sektor infrastruktur terkoreksi paling rendah. Data cadangan devisa diduga menjadi pemicu penguatan di akhir sesi,” jelasnya.
Lanjar menilai data yang keluar diatas ekspetasi dengan naik menjadi US$105,9 miliar dari US$100,24 Miliar. Menurut Lanjar, naiknya cadangan devisa akhir tahun 2015 ini dinilai BI merupakan jumlah yang cukup baik untuk membiayai impor dan utang luar negeri serta mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2016 meskipun masih lebih rendah dari akhir 2014.
Sementara, ia menyatakan bursa Eropa dibuka naik seakan menghentikan aksi jual seiring reboundnya harga minyak dunia.
Rebound-nya indeks saham di China setelah pemerintah berusaha untuk menstabilkan pasar sahamnya berdampak cukup besar pada pergerakan bursa di Eropa.
(gen)