Pelaku Pasar Menunggu, IHSG Diperkirakan Lanjutkan Pelemahan

Gentur Putro Jati | CNN Indonesia
Selasa, 12 Jan 2016 07:01 WIB
Masih banyaknya sentimen negatif dari China, harga minyak, serta maraknya isu politik dalam negeri berupa reshuffle kabinet membuat IHSG tertekan.
Masih banyaknya sentimen negatif dari China, harga minyak, serta maraknya isu politik dalam negeri berupa reshuffle kabinet membuat IHSG tertekan. (CNN Indonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia -- Reza Priyambada, Head of Research NH Korindo Securities Indonesia memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa (12/1) akan berada pada rentang support 4.409-4.429 dan resisten 4.476-4.490. Setelah pada perdagangan kemarin ditutup melemah 80,8 poin atau 1,78 persen ke angka 4.465,48.

Reza memperkirakan laju IHSG hari ini akan berada di bawah area target support 4.495-4.528 dan berpotensi gagal mendekati area target resisten 4.561-4.570.

“Dengan masih adanya gap di 4.409-4.429, trend volume yang kembali mengalami penurunan, Stochastic yang masih mencoba beranjak menuju area overbought, namun bursa Eropa yang berhasil berada di zona positif, kami memperkirakan IHSG cenderung mengalami pelemahan terbatas,” kata Reza dalam riset, dikutip Selasa (12/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak jauh berbeda dengan hari kemarin, Reza melihat sepanjang hari ini pelaku pasar masih menunggu untuk jangka pendek. Net sell yang kembali dilakukan oleh asing secara signifikan juga membuat pelaku pasar urung melakukan aksi beli nya.

“Masih banyaknya sentimen negatif baik dari China, harga minyak, serta maraknya isu politik dalam negeri berupa reshuffle kabinet membuat IHSG tertekan mengikuti bursa saham Asia,” katanya.

Reza mencatat harga minyak yang kembali memasuki level psikologis di area US$32,57 per barel kembali membayangi para pelaku pasar. Selain itu rebound-nya yuan setelah dilakukannya intervensi oleh PBoC setelah beberapa hari mengalami penurunan menjadikan pelaku pasar optimis sehingga menyebabkan mata uang dolar Amerika kembali mengalami pelemahan terhadap yuan.

“Meski demikian, investor masih dibayangi oleh data ekonomi China yang kian memburuk atau di bawah ekspektasi konsensus. Seperti inflasi yang hanya 1,6 persen sepanjang 2015 atau hanya 50 persen dari target pemerintah. Hal ini membuat para investor dilanda kekhawatiran karena sebelumnya data manufaktur China juga dibawah ekspektasi,” jelasnya. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER