Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencanangkan target pertumbuhan kredit sekitar 10-11 persen tahun ini. Angka itu tak berbeda jauh dengan pertumbuhan kredit sepanjang tahun lalu, 11,8 persen.
"Tahun ini kami masih konservatif, 10-11 persen pertumbuhan kreditnya. Kalau tahun lalu 11,8 persen," kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja di Menara BCA, Jakarta, Rabu (13/1).
Jahja mengungkapkan, target konservatif tersebut sesuai dengan Rencana Bisnis Bank (RBB) yang dibuat tahun lalu di mana penyebabnya adalah perekonomian nasional yang mengalami perlambatan. Namun, ia memastikan tidak menutup kemungkinan target pertumbuhan kredit tahun ini lebih tinggi menyusul adanya perbaikan ekonomi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kalau kuartal II 2016 nanti permintaan kredit meningkat lebih dari target, ya kami berani pasang target lebih besar karena likuiditas kami cukup dan juga dari segi modal cukup kalau mau naik pertumbuhan kredit misalnya 12-15 persen,” ujarnya.
Menurut Jahja, kredit korporasi masih akan menjadi kontributor terbesar pada portofolio kredit BCA. Apalagi, tahun ini proyek infrastruktur pemerintah mulai banyak berjalan.
“Korporasi masih lumayan besar, kalau infrastruktur jalan kan masuk ke korporasi cuma kami belum tahu mana-mana aja proyek yang
feasible,” ujarnya.
Lebih lanjut, perseroan akan tetap menjaga rasio utang terhadap simpanan (loan to deposit ratio/LDR) di level 80-82 persen. Sementara, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) diperkirakan sebesar 6-7 persen dan akan fleksibel menyesuaikan dengan pertumbuhan kredit.
"Kalau kreditnya betul cuma 10-11 persen ya pertumbuhan DPK-nya paling cuma 6-7 persen tapi kalau memang nanti kalau kreditnya lebih besar dari itu, suasananya bagus ya DPK akan kita tingkatkan lagi," ujarnya.
(gen)