Survei BI Perkirakan Kredit Tumbuh 12 Persen Tahun Ini

Gentur Putro Jati | CNN Indonesia
Rabu, 13 Jan 2016 18:18 WIB
Peningkatan pertumbuhan kredit didukung perkiraan ekonomi Indonesia tahun ini yang lebih baik dibanding 2015 dibarengi penurunan risiko penyaluran kredit.
Peningkatan pertumbuhan kredit didukung perkiraan ekonomi Indonesia tahun ini yang lebih baik dibanding 2015 dibarengi dengan penurunan risiko penyaluran kredit. (REUTERS/Darren Whiteside)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan penyaluran kredit sepanjang 2016 bisa tumbuh sekitar 12 persen, lebih tinggi dibandingkan realisasi pertumbuhan kredit sampai November 2015 sebesar 9,8 persen.

Peningkatan pertumbuhan kredit tersebut didukung oleh perkiraan ekonomi Indonesia tahun ini yang lebih baik dibanding 2015 dibarengi dengan penurunan risiko penyaluran kredit dan rencana penurunan suku bunga kredit. Seperti diketahui penurunan suku bunga Kredit Modal Kerja sebesar 1 basis poin (bps) menjadi 13,48 persen per tahun dan penurunan suku bunga Kredit Konsumsi sebesar 7 bps menjadi 15,12 persen per tahun telah dilakukan.

Hasil survei BI memperkirakan penyaluran kredit perbankan ke masyarakat sudah mulai menguat pada kuartal I 2016. Hal tersebut tercermin dari saldo bersih tertimbang (SBT) kuartal I 2016 sebesar 99,1 persen dibandingkan SBT kuartal IV 2015 sebesar 56,9 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Pada kuartal I 2016, kredit kepemilikan rumah/apartemen (KPR/KPA) menjadi prioritas utama dalam penyaluran kredit konsumsi, diiikuti kredit tanpa agunan (KTA), dan kartu kredit,” bunyi hasil survei tersebut, dikutip Rabu (13/1).

Bank sentral menyebutkan dari 42 bank umum yang dijadikan responden survei, sekitar 51 persen diantaranya berkomitmen akan menyalurkan kredit dengan jumlah yang sama dengan kuartal IV 2015. Sementara 46 persen responden menyatakan justru akan memperketat penyaluran kredit karena lebih memilih memperbesar kredit modal kerja dan kredit investasi.

Sebelumnya PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) menargetkan pertumbuhan kredit sekitar 15 hingga 17 persen tahun ini karena pertumbuhan ekonomi tahun ini dinilai akan lebih baik dibandingkan 2015.

"2016 ini kami optimistis bahwa kondisi perekonomian akan jauh lebih baik dibandingkan dengan kondisi perekonomian 2015,” kata Direktur Utama BNI Achmad Baiquni usai menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Kantor Pusat BNI, kemarin.

Achmad mengungkapkan proyeksi pertumbuhan kredit tahun ini lebih tinggi dibandingkan proyeksi pertumbuhan kredit industri tahun ini yang ada di kisaran 13-15 persen. Namun demikian, kualitas kredit yang disalurkan BNI akan tetap dijaga dengan menurunkan rasio kredit macet (non-performing loan/NPL) dari posisinya saat ini di level 2,7–2,8 persen.

“Untuk 2016 ini kami akan mengupayakan NPL untuk di bawah 2,7 persen,” kata Achmad.

Sementara, rasio utang terhadap simpanan (loan to deposit ratio/LDR) ditargetkan ada di kisaran 85-90 persen. Hal itu membuat proyeksi perseroan terhadap pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sekitar 14-16 persen dengan memfokuskan pada perolehan dana murah (current account saving account/casa).

Sebagai informasi, hingga kuartal III 2015 perseroan telah menyalurkan kredit sebesar Rp307,12 triliun atau naik 14,6 persen dibanding periode yang sama tahun 2014 yang sebesar Rp267,94 triliun.

DPK Melambat

Selain memperkirakan pertumbuhan kredit 2016, survei yang dilakukan BI juga meminta responden memperkirakan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK). Hasilnya, mayoritas responden memperkirakan bakal terjadi pelambatan DPK pada kuartal I 2016 akibat perkiraan penurunan suku bunga dana (cost of fund) sebesar 3 bps menjadi 7,02 persen. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER