Menteri Rini Optimistis BUMN Mampu Bayar Saham Freeport

CNN Indonesia
Jumat, 15 Jan 2016 14:20 WIB
Kementerian BUMN belum membahas mekanisme pembelian saham Freeport Indonesia bersama Kementerian ESDM dan Kementerian Keuangan.
Menteri BUMN Rini Soemarno mengikuti Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) optimistis konsorsium perusahaan tambang pelat merah mampu menyerap 10,64 persen saham PT Freeport Indonesia yang ditaksir perusahaan Amerika tersebut bernilai US$1,7 miliar.

Meski demikian, Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan eksekusi atas divestasi saham Freeport masih harus menanti penawaran resmi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Keuangan.

“Komunikasi dengan Kementerian ESDM belum diselesaikan. Kami juga menganalisa sendiri secara nilai apakah mampu atau tidak. Kalau dilihat dari kemampuan BUMN, saya rasa mampu,” kata Rini di Jakarta, Jumat (15/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti diketahui, menyusul batas akhir penawaran divestasi saham tahap II yang jatuh pada 14 Januari 2015 kemarin manajemen Freeport telah menyerahkan penawaran saham sebanyak 10,64 persen ke meja Menteri ESDM Sudirman Said.

Namun, Menteri Rini mengaku belum mendengar secara langsung total valuasi saham Freeport yang ditaksir mencapai US$16,2 miliar, atau berkisar US$1,7 miliar untuk jumlah saham sebanyak 10,64 persen.

“Saya terus terang belum dengar. Jadi saya belum bisa kasih komentar. Kami harus menganalisa beberapa hal, menganalisa dari harga copper (tembaga) nya sendiri, menganalisa dari reserve (cadangan) yang ada di sana. Kalau dilihat sekarang harga copper kan sedang turun,” ujarnya.

Berangkat dari penawaran divestasi tadi, Rini kembali menegaskan bahwa BUMN pertambangan tertarik mencaplok saham yang ditawarkan perusahaan tambang asal Amerika Serikat tersebut jika Kementerian Keuangan tak berencana membelinya.

Kami tekankan bahwa kami, dari BUMN, dari Kementerian BUMN tertarik bila memang itu ditawarkan. Kami mau ambil tetapi belum ada (penawaran). Sebagai BUMN kami tentunya melihat kemampuan cashflow-nya, kemampuan meminjamnya, kemampuan menyeluruh neracanya. Itu kami lihat semuanya,” imbuh Rini.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER